Dokter Mata: Belekan Tak Menular Hanya dengan Bertatapan dengan Penderita
Menurut dokter mata di RS PKU Muhammadiyah Gamping dr. Ahmad Ikliluddin, Sp.M., gambaran klinis dari belekan merupakan mata yang tampak kemerahan
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM - Belekan merupakan penyakit pada mata yang menyebabkan keluarnya cairan berwarna kuning.
Istilah ini muncul di kalangan masyarakat Jawa. Dalam dunia medis, penyakit ini bernama konjungtivitis bakterial.
Belekan dapat terjadi di area konjungtiva, yaitu selaput tipis di permukaan mata dan disebabkan oleh infeksi dari bakteri.
Menurut dokter mata di RS PKU Muhammadiyah Gamping dr. Ahmad Ikliluddin, Sp.M., gambaran klinis dari belekan merupakan mata yang tampak kemerahan, berair, dan terdapat kotoran mata berwarna kekuningan yang menempel di sekitar area bulu mata serta membengkaknya kelopak mata.
“Pada umumnya, pasien dari penyakit ini juga merasakan munculnya rasa nyeri di area bola mata. Ini disebabkan oleh bakteri yang termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif seperti Staphylococcus dan Streptococcus,” jelas Ahmad saat dihubungi pada Jumat (21/7/2023).
Baca juga: INFO BMKG DIY Prakiraan Cuaca Hari Ini di DI Yogyakarta Sabtu 22 Juli 2023
Menurutnya, walaupun belekan merupakan penyakit yang mudah ditularkan oleh penderita kepada orang lain di sekitarnya, masih terdapat beberapa mitos terhadap ciri penularan penyakit ini.
“Banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa belekan dapat menular dengan melihat mata orang yang sedang menderita belekan, namun ini sebenarnya tidak tepat,” jelasnya.
Konjungtivitis bakterial dapat menular melalui kontak dengan cairan mata pasien dan juga droplet atau udara nafas dari pasien.
“Karena itu, pasien yang sedang mengalami konjungtivitis bakterial disarankan untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah terlebih dahulu untuk memperkecil kemungkinan penularan,” ujarnya.
Adapun cara untuk mencegah penularan belekan pada mata, salah satunya dengan melakukan hal-hal yang dapat menjaga kebersihan.
“Seperti dengan rajin mencuci tangan, menghindari menyentuh daerah mata bila merasa tangan dalam kondisi kotor, menggunakan masker, dan menjaga jarak bila sedang bersama dengan orang yang mengalami konjungtivitis bakterial,” imbuh Ahmad.
Dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) ini juga menjelaskan, karena belekan didasari oleh proses infeksi, maka siapapun termasuk bayi maupun anak di bawah 2 tahun juga bisa mengalaminya.
Bahkan, ada salah satu jenis konjungtivitis bakteri yang bisa muncul sejak bayi dilahirkan, yang terjadi karena proses infeksi pada saat bayi dilahirkan melalui persalinan spontan, yang disebut dengan oftalmia neonatorum.
“Bila orangtua mendapati anak atau bayinya mengalami belekan (konjungtivitis bakteri), sebaiknya segera periksakan ke sarana kesehatan terdekat untuk memastikan kondisi dan mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai usia anak,” terangnya.
Klinik Mata Dr YAP Bakal Hadir di Gunungkidul, Dibangun di Lahan 4.900 Meter Persegi |
![]() |
---|
Waspada! Ini 7 Dampak Negatif Terlalu Sering Bermain Game Online |
![]() |
---|
Mengenal Mata Pelajaran Mulok untuk Sekolah Dasar Sesuai Kurikulum 2013 |
![]() |
---|
Implementasi Kurikulum SD: Inovasi Pendidikan untuk Masa Depan Cemerlang |
![]() |
---|
ARTI MIMPI Mata Kanan Bengkak Menurut Primbon Jawa, Pertanda Baik atau Justru Sebaliknya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.