Mega Tantang BKKBN Turunkan Angka Stunting Jadi Nol Persen

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menantang BKKBN untuk menurunkan angka stunting menjadi 0 persen dalam rentang waktu 13 tahun ke depan

Editor: Hari Susmayanti
Tribunnews
Penyerahan penghargaan penggerak cegah stunting yang digelar Tribun Network bersama BKKBN di Studio I Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Senin (17/7/2023). 

Selain itu, Ita mengatakan Pemkot Semarang juga turut melibatkan generasi muda dalam sosialisasi stunting. Yakni para anak muda tersebut mengajak teman-temannya untuk tidak menikah muda.

Program Dahsyat yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting, juga dibentuk yang terinspirasi buku buatan dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang berisi resep-resep masakan sehat dan murah tapi membantu pemenuhan gizi anak-anak.

“Dari buku itu kita implementasikan di semua dasawisma tim penggerak PKK sehingga ini yang menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu - ibu diajak masak,” katanya.

Ada pula program Rumah Pelita yang dibentuk untuk menangani baduta atau bayi dua tahun penderita stunting.

Lewat Rumah Pelita ini 'baduta' diberi makanan bergizi dan pola asuh yang sesuai.

“Mungkin ini bisa dijadikan contoh juga bahwa dalam waktu 3 bulan anak anak ini naik sekitar setengah kilogram dan tingginya tumbuh sekitar 0,5-1 cm,” kata Ita.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi yang juga menerima penghargaan mengatakan perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting dari dalam keluarga.

"Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang kita di Indonesia bidan itu, semuanya perempuan," ujar Emi.

Ia pun menjelaskan jika tugas bidan memiliki urusan yang erat dengan perempuan. Hal ini dimulai dari sepanjang kesehatan siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan alat kontrasepsi.

Termasuk bayi dan balita. Apalagi, bidan dan perempuan sangat mudah untuk berkomunikasi.

"Karena kita ada di tengah masyarakat mudah di akses. Lebih 400 ribu bidan, sekitar 75 persen ada di masyarakat. Seperti pelayanan primer, puskemas dan sebagainya," papar Emi.

Dari sisi edukasi ini bidan mempunyai peran mengintervensi stunting. Edukasi mulai diberikan sebelum menikah hingga sesudah kehamilan.

"Kemudian tadi, bagaimana menjaga jarak kehamilan, tugas utama bidan adalah memberikan edukasi. Setelah itu kita melakukan pelayanan," tutupnya.

Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan jarak kelahiran anak yang terlalu dekat bisa meningkatkan potensi stunting.

“Karena jarak (kelahiran anak) terlalu dekat stunting itu tinggi,” kata Hasto.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved