Malam 1 Suro di Jogja

Apa Itu Tradisi Mubeng Beteng? Begini Sejarahnya : Intropeksi Diri Menuju Warsa Anyar

Tradisi atau ritual Mubeng Beteng dilakukan sebagai bentuk tirakat atau pengendalian diri dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

|
Dok. Kraton Jogja
Apa Itu Tradisi Mubeng Beteng? Begini Sejarahnya : Intropeksi Diri Menuju Warsa Anyar 

Kalender Jawa sendiri memiliki sistem yang hampir mirip dengan Kalender Hijriah. Pembedanya adalah perhitungan matematisnya.

Secara kebetulan, 1 (satu) Suro sering bersamaan dengan 1 Muharram pada kalender Hijriah.

1 Suro atau Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 jatuh pada hari Minggu, 1 September 2019.

Bagi orang Jawa, Malam 1 Suro dinilai memiliki makna mistis yang lebih dibandingkan hari-hari atau malam-malam biasanya.

Di malam 1 Suro, bagi para penganut Kejawen (kepercayaan tradisional masyarakat Jawa) merupakan malam yang cocok untuk melakukan ritual yang bisa digunakan untuk menginstropeksi diri, ada beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan di waktu malam 1 Suro.

Keraton Surakarta misalnya, pada malam 1 Suro biasanya akan menjamas (memandikan) pusaka-pusaka keraton termasuk mengirab kerbau bule, Kiai Slamet.

Sementara di Yogyakarta, ada tradisi jamasan dan tradisi mubeng beteng Keraton Yogyakarta.

Tradisi mubeng beteng juga disebut dengan tradisi topo (tapa atau bertapa) bisu atau puasa berbicara.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved