Malam 1 Suro di Jogja

Apa Itu Tradisi Mubeng Beteng? Begini Sejarahnya : Intropeksi Diri Menuju Warsa Anyar

Tradisi atau ritual Mubeng Beteng dilakukan sebagai bentuk tirakat atau pengendalian diri dan memohon keselamatan kepada Tuhan YME.

|
Dok. Kraton Jogja
Apa Itu Tradisi Mubeng Beteng? Begini Sejarahnya : Intropeksi Diri Menuju Warsa Anyar 

Dalam Tapa Bisu, peserta melakukan intropeksi diri atas apa yang telah diperbuat selama setahun yang lalu.

Kemudian, menjadi pengingat untuk memperbaiki diri di tahun yang akan datang.

Apa Makna tradisi Mubeng Beteng?

Prosesi mubeng beteng diawali dari komplek Kraton Yogyakarta, Selasa (11/9/2018).
Prosesi mubeng beteng diawali dari komplek Kraton Yogyakarta, Selasa (11/9/2018). (TRIBUNJOGJA.COM / Bramasto Adhy)

Prosesi Mubeng Beteng terinspirasi oleh perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabat, dari Mekkah ke Madinah, seperti dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tersebut penuh keprihatinan dan perjuangan di tengah gurun pasir yang panas.

Peristiwa bersejarah dalam Islam tersebut menjadi pengingat masyarakat dalam menyambut tahun baru yang jauh dari hingar bingar.

Mubeng Beteng dilakukan secara hikmat, hening, dan senyap untuk momentum instropeksi dan refleksi diri selama satu tahun sebelumnya.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pihak Keraton Yogyakarta meniadakan tradisi Mubeng Beteng karena pandemi Covid-19.

Tapa bisu dalam Mubeng Beteng

Suasana pelepasan Lampah Budaya Mubeng Beteng yang digelar untuk menyambut 1 Suro tahun Jawa, Minggu (02/10/2016) tengah malam.
Suasana pelepasan Lampah Budaya Mubeng Beteng yang digelar untuk menyambut 1 Suro tahun Jawa, Minggu (02/10/2016) tengah malam. (tribunjogja/arfiansyah panji)

Dilansir dari laman Kompas.com, tradisi Mubeng Beteng dikenal ritual Tapa Bisu, lantaran selama mengelilingi keraton, peserta kirab dilarang berbicara satu sama lain, alias membisu.

Mereka juga dilarang makan dan minum selama ritual berlangsung.

Tapa Bisu merupakan simbol keprihatinan serta instropeksi masyarakat Yogyakarta dalam menyambut tahun baru.

Dalam Tapa Bisu, peserta melakukan intropeksi diri atas apa yang telah diperbuat selama setahun yang lalu. Kemudian, menjadi pengingat untuk memperbaiki diri di tahun yang akan datang.

Kenapa tradisi Mubeng Beteng tidak dilaksanakan di Malam Satu Suro?

Dalam Tradisi Lampah Budaya Mubeng Beteng, sejumlah abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membawa klebet (bendera). Jumat (22/9/2017) dini hari.
Dalam Tradisi Lampah Budaya Mubeng Beteng, sejumlah abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membawa klebet (bendera). Jumat (22/9/2017) dini hari. (tribunjogja/yudha kristiawan)

Melansir dari wisatabudayaku.sv.ugm.ac.id, secara adat tradisi, masyarakat Jawa khususnya di lingkungan keraton masih menggunakan kalender tersebut sebagai patokan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved