Berita Pendidikan Hari Ini

Rektor ISI Yogya : Artificial Intelligence Sadarkan Seniman untuk Lebih Bereksplorasi

Kehadiran AI lebih justru dapat menyadarkan para seniman untuk kembali ke manual.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Seniman patung sekaligus Rektor ISI Yogyakarta, Timbul Raharjo 

Di lain pihak dosen juga menginginkan mahasiswa bisa peka dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Apalagi mau tidak mau ketika mereka lulus dan bekerja, dituntut oleh waktu yang cepat dan perkembangan teknologi, mau tidak mau mereka harus menggunakan AI juga. tidak bisa dipungkiri itu juga membantu. Nah kita harus mengajari mereka memaksimalkan AI yang lebih eksploratif,” urainya.

Ia menilai, AI bisa menjadi pisau bermata dua, di satu sisi institusi pendidikan khawatir mahasiswa tidak jadi kreatif lagi karena ketergantungan AI, dan di lain pihak kalau institusi pendidikan tidak merespon dan memberikan pengarahan terhadap AI, maka itu berarti menutup kreasi mahasiswa.  

Baca juga: Soroti Urgensi Pelindungan Karya Cipta AI, Kanwil Kemenkumham DIY Berikan Edukasi

 Maka di ranah akademik, tenaga pengajar dituntut adaptif, melek dan paham AI sehingga dapat melihat celahnya agar mahasiswa bisa mendayafungsikan kemampuan soft maupun hard skillnya.

Dengan demikian mahasiswa mampu merancang karyanya secara original dan menjadi kekhasan dirinya sembari tetap mampu merespon kehadiran AI.  

Maka dari itu, di ISI Yogyakarta , khususnya prodi DKV, pengenalan alat atau penggunaan teknologi diberikan ke mahasiswa di semester tiga ke atas.

Sedangkan di semester awal lebih mengedepankan kemampuan manual, agar para mahasiswa punya dasar yang kuat dan mampu merespon teknologi dengan lebih bijak.

“Silakan pakai AI sesuai kebutuhan dan mampu mempertanggungjawabkan karyanya secara sosial, maupun secara akademik. Jangan sampai ketergantungan AI, tetap harus mengedepankan olah rasa, skill yang dimiliki,” ucapnya.  

“Teknologi tak bisa dibendung, tetapi kita sebagai manusia, kecerdasan yang kita miliki itulah yang menentukan kita bisa lebih eksploratif atau justru terjebak pada AI itu sendiri,” pungkasnya.( Tribunjogja.com )  

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved