Berita Bantul Hari Ini

Wisata Hidden Gem di Bantul: Bukit Watu Gagak, Menikmati Pemandangan Sembari Kulineran Tradisional

Hamparan sejumlah view perkotaan dan pedesaan di DI Yogyakarta dapat dilihat secara langsung oleh wisatawan dari tempat wisata Bukit Watu Gagak yang

|
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana
Sejumlah wisatawan sedang menikmati suasana di tempat wisata Bukit Watu Gagak pada Selasa (11/7/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Hamparan sejumlah view perkotaan dan pedesaan di DI Yogyakarta dapat dilihat secara langsung oleh wisatawan dari tempat wisata Bukit Watu Gagak yang berjarak 17 kilometer atau sekitar 40 menit dari Tugu Jogja.

Lurah Wukirsari, Susilo Hapsoro, mengatakan, destinasi wisata Bukit Watu Gagak yang berlokasi di RT 5, Padukuhan Singosaren, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, sebelum tahun 2018, merupakan hamparan hutan yang tidak dirawat oleh masyarakat setempat.

Akan tetapi, guna mendongkrak perekonomian masyarakat, dari situ, Bukit Watu Gagak mulai dibangun dan dikelola oleh sumber daya masyarakat setempat.

Baca juga: Seorang Pria di Bantul Nekat Mengakhiri Hidup, Diduga karena Depresi

"Semangat masyarakat mulai tumbuh dengan pelaksaan kerja bakti secara swadaya untuk menyulap alas (hutan) menjadi destinasi wisata. Dari situ, kemudian, kami juga mengajukan bantuan Dana Keistimewaan untuk membantu membangun destinasi wisata Watu Gagak," katanya kepada wartawan saat dijumpai di Bukit Watu Gagak pada Selasa (11/7/2023).

Dukungan pembangunan destinasi wisata di Bumi Projotamansari itu pun mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul.

Di mana, Pemkab Bantul dalam hal itu turut memberikan akses jalan aspal dan lampu penerang jalan bagi wisatawan yang hendak mengunjungi Kabupaten Bantul bagian timur.

"Alhamdulillah, pengunjung di tempat itu cukup banyak. Walau kami tidak menghitung jumlah pengunjung per hari secara langsung, namun jika kami lihat berdasarkan pendapatan parkir kendaraan perhari, maka rata-rata bisa mencapai jumlah Rp200.000 - Rp500.000 per hari," ucap Susilo. 

"Tapi, pendapatan itu merupakan pemberian seikhlasnya dari wisatawan ke kotak parkir kendaraan. Karena, kami memang tidak mematok harga parkir kendaraan dan tiket masuk wisata," imbuh dia.

Sementara itu, Ketua RT 5, Padukuhan Singosaren, Junaidi, menyebut, bahwa terdapat beragam sajian yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berada di Bukit Watu Gagak

"Selain menikmati live musik pada setiap harinya, wisatawan juga bisa mencicipi kuliner khas desa. Ada kacang rebus, ubi kayu rebus, pisang rebu, mendoan tempe goreng, pisang goreng, pisang coklat dan menu tradisional lainnya," ujarnya.

Menariknya, ia mengatakan bahwa kuliner tersebut merupakan hasil tanaman perkebunan masyarakat setempat. Sehingga, wisatawan saat berkunjung ke Bukit Watu Gagak bisa mengetahui apa saja hasil tanaman perkebunan masyarakat Kalurahan Wukirsari. 

"Di situ juga ada makanan berat. Seperti nasi kucing, pecel lele, ayam geprek, mi goreng dan mi rebus. Dan ada minuman teh, kopi dan lain sebagainya," lanjut dia.

Kemudian, harga kuliner tersebut juga dinilai ramah di kantong. Di mana, masyarakat cukup mengeluarkan uang sebesar Rp1.500 - Rp17.000 untuk menikmati ragam kuliner yang ditawarkan.

"Untuk jam buka. Setiap Senin-Jumat itu buka dari pukul 16.00-23.00 WIB. Kemudian, kalau Sabtu-Minggu itu buka pukul 06.00-10.00 WIB dan nanti buka lagi pukul 16.00-23.00 WIB," jelas Junaidi.

"Setiap Sabtu-Minggu kami memang sengaja buka pada pagi hari. Karena banyak wisatawan dari berbagai daerah yang bersepeda dan mampir di Watu Gagak. Jadi, setiap weekend pagi, wisatawan bisa berkunjung ke situ," tutupnya. (Nei)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved