Cak Nun Sakit

BIODATA Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Ayah Noe Letto yang Dikabarkan Sedang Sakit

Inilah biodata, profil, perjalanan karier, dan kabar terbaru Cak Nun, seorang budayawan, ayah Noe Letto, yang kini sakit dirawat di RSUP Dr. Sardjito

|
DOK. Instagram Cak Nun
BIODATA Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun, Ayah Noe Letto yang Dikabarkan Sedang Sakit 

Kumpulan karya Cak Nun menghasilkan buku berupa kumpulan esai. Buku ini masuk ke dalam kategori sosial dan budaya.

Tahun 1970-an

Cak Nun bergabung dengan kelompok diskusi dan studi sastra pada tahun 1970 yang dipimpin oleh Umbu Landu Paranggi, Persada Studi Klub (PSK), di bawah Mingguan Pelopor Yogyakarta.

Kegiatannya dimulai ketika Cak Nun menulis puisi di harian Masa Kini dan Berita Nasional.

Tak hanya itu, Cak Nun juga menulis puisi di Majalah Muhibbah yang mana merupakan majalah terbitan UII Yogyakarta dan menulis cerpen di Minggu Pagi dan MIDI.

Dari perjalanannya tersebut, Cak Nun kemudian banyak menerbitkan puisinya di media massa terbitan Jakarta seperti Horison.

Ketidakpuasannya membuat Cak Nun menghasilkan sajak dan cerpen ringan yang kemudian berlanjut menulis esai, kritik drama, resensi film, dan pembahasan mengenai pameran lukisan.

Cak Nun menggunakan nama samaran Joko Umbaran atau Kusuma Tedja dalam tulisan-tulisannya.

Pada tahun 1975, Cak Nun mengikuti sebuah Festival Puisi 1975 di Jakarta dan diundang dalam Festival Puisi Asean 1978.

Cak Nun sempat menjadi redaktur kebudayaan di harian Masa Kini sampai pada tahun 1977 dan menjadi pemimpin Teater Dinasti, Yogyakarta.

Selain itu, Cak Nun juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kesenian Yogyakarta.

Biodata Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun
Biodata Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun (DOK. Instagram Cak Nun)

Tahun 1980-an

Cak Nun pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina pada tahun 1980, International Writing Program di Lowa University Amerika Serikat pada tahun 1984.

Lebih lanjut, Cak Nun juga berpartisipasi dalam Festival Penyair Internasional di Rotterdam Belanda pada tahun 1984.

Ia juga ikut Festival Horizonte >III di Berlin, Jerman pada tahun 1985, dan mengikuti berbagai pertemuan sastra dan kebudayaan sejenis.

Tahun 1990-an

Pada 1995, Cak Nun membentuk sebuah komunitas yang diberi nama “Komunitas Padhang Mbulan”.

Komunitas tersebut dibentuk untuk membentuk sebuah kelompok pengajar.

Cak Nun juga berkiprah dalam Yayasan Ababil di Yogyakarta yang menyediakan tenaga advokasi pengembangan masyarakat dan penciptaan tenaga kerja. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved