Berita Wonosobo

Dinas Kesehatan Wonosobo Lakukan Pantauan Rutin Kasus Obesitas dan Diabetes Melitus

Data terbaru kasus obesitas di Kabupaten Wonosobo per Triwulan 1 2023, berdasar sasaran skrining 685.107 orang diperoleh 18.328 orang obesitas.

Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJATENG.COM
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo. 

TRIBUNJOGJA.COM, WONOSOBO - Staf Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Misinem menyebutkan, data terbaru kasus obesitas di Kabupaten Wonosobo per Triwulan 1 atau Januari hingga Maret 2023, berdasar sasaran skrining 685.107 orang diperoleh 18.328 orang obesitas atau prosentase obesitas 2,68 persen.

Ia juga mengungkap data obesitas sebelumnya. Di mana diketahui, prosentase kasus obesitas di Kabupaten yang dikepalai Bupati Afif Nurhidayat, pada 2021 ada 17,16 persen. Sementara pada tahun lalu, obesitas berada pada angka 17,52 persen.

“Data ini diperoleh dari hasil skrining melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang menyasar penduduk usia 15-59 tahun. Skrining obesitas meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, dan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)," papar Misinem, Selasa (4/7/2023).

Dijelaskan Misinem, obesitas merupakan gangguan yang melibatkan lemak tubuh berlebihan yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Obesitas bisa ditimbulkan dari gaya hidup, salah satunya pola makan.

Lebih rinci Misinem memaparkan, bahwa dalam skrining di Posbindu, sasaran akan mengikuti wawancara. Pertanyaan dalam wawancara ini meliputi faktor risiko riwayat penyakit tidak menular pada diri sendiri yang sudah diidap sekarang dan riwayat penyakit tidak menular pada keluarga.

"Penyakit genetik itu ada pengaruhnya, meskipun lebih besar karena gaya hidup. Sehingga, dipertanyakan," jelasnya.

Selain itu juga, lanjutnya, akan ada pertanyaan mengenai rutinitas aktivitas fisik, serta konsumtif buah dan sayur dalam setiap harinya.

Terkait hal itu, sejumlah upaya dilakukan Dinkes Kabupaten Wonosobo dalam upaya pencegahan kasus obesitas di Kabupaten Wonosobo. Di antaranya, program sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) semisal kegiatan senam bersama saat di Posbindu.

“Hal ini dilakukan, mengingat obesitas hampir 80 persen kasus obesitas dipengaruhi perilaku hidup sehat. Sehingga, aktivitas fisik diperlukan untuk upaya pencegahan, setidaknya 5 kali dalam seminggu,” katanya.

Disebutkan pula, sebagain besar masyarakat Wonosobo sudah sadar mengenai obesitas. Meski begitu, mereka belum sepenuhnya paham mengenai bahaya obesitas yang dapat mengarah kepada penyakit lain, misalnya penyempitan pembuluh darah, hipertensi, jantung, dan sebagainya.

Selain obesitas, kasus diabetes melitus juga menjadi perhatian Dinkes Wonosobo. Sejauh ini, kasus diabetes melitus sudah tertangani, di mana penderita sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dengan pengobatan yang teratur.

Berbeda obesitas, pantauan kasus diabetes melitus sasarannya menggunakan prevalensi yang sudah ada melalui riset mendasar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sasaran program pemeriksaan gula darah di umur 40 tahun ke atas.

“Di Posbindu juga dilakukan pemeriksaan gula darah, sehingga melalui Posbindu DM juga bisa terpantau. Di bawah 40 tahun juga sudah mulai banyak yang terkena diabetes melitus," ungkapnya.

Berdasarkan data per Triwulan Pertama 2023, ada 4.049 jumlah kasus diabetes melitus, dan 61,81 persen pasien itu telah mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar.

"Selain itu bagi peserta BPJS Kesehatan ada kegiatan Prolanis. Mereka akan diundang ke Puskesmas ada pemeriksaan rutin, penyuluhan dan edukasi, serta setiap 3 bulan sekali akan ada pemeriksaan laboratorium lengkap," tandasnya. (ayu/ord)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved