Gempa Guncang Bantul DIY
Kabupaten Bantul Tak Keluarkan Status Tanggap Darurat Bencana Pasca Gempa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat ada 58 lokasi mengalami kerusakan karena gempa bumi yang melanda Jumat (30/6/2023) malam.
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat ada 58 lokasi mengalami kerusakan karena gempa bumi yang melanda Jumat (30/6/2023) malam.
Angka itu tersebar di 13 Kapanewon dari 17 Kapanewon yang ada di Kabupaten Bantul.
Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah menyatakan bahwa berdasarkan pendataan yang dilakukan, dampak kerusakan akibat gempa di Bantul di kategori ringan.
Ia mengatakan bahwa hasil dari pendataan tersebut, pihaknya tidak merekomendasi Status Tanggap Darurat Bencana.
Baca juga: Sri Sultan Hamengku Buwono X Tinjau Warga Terdampak Gempa di Bantul: Pertahankan Gotong Royong
“Untuk status, tidak tanggap darurat bencana. Dari pusdalops dengan kerusakan ringan ini belum mengarah ke tanggap darurat bencana,” ucapnya Sabtu (1/7/2023).
Menurutnya, kerusakan ringan yang dialami oleh warga dapat segera ditangani pagi hari setelahnya dengan gotong royong.
Meski tidak dinyatakan sebagai status tanggap darurat, namun pihaknya tetap berencana untuk memberikan bantuan logistik.
“Kami akan petakan dari data TRC (tim reaksi cepat), kemudian dilakukan distribusi bantuan logistik baik itu makanan maupun bahan bangunan, seperti reng, usuk,” katanya.
Adapun selain mendata dampak kerusakan akibat gempa, pihaknya mencatat ada sembilan korban warga masyarkat. Dari jumlah tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dan delapan orang mengalami luka-luka.
Korban meninggal tersebut yakni Sudirah (67) warga Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, yang meninggal karena serangan jantung.
Sedangkan dari delapan yang mengalami luka, satu orang harus menjalani rawat inap di rumah sakit, sisanya rawat jalan.
“Yang rawat inap karena ada keretakan pada kaki. Korban bernama Tumiyem (63) warga Girirejo Imogiri, terjatuh saat evakuasi mandiri, bukan karena tertimpa benda,” ungkapnya.
Melihat ada jatuh korban luka, Aka mengatakan bahwa karakter warga Bantul saat terjadi gempa adalah berlari keluar rumah. Maka dari itu ia menilai perlu adanya peningkatan pengetahuan ke masyarakat tentang kegempaan dan bagaimana harus evakuasi mandiri.
“Jika ada gempa kecil masyarakat langsung lari, padahal tidak harus lari kalau bangunannya cukup kuat, cukup stay di situ,” ucapnya.
Pun jika terjadi gempa besar, masyarakat tetap harus berhati-hati saat evakuasi dan tidak berlari.
Selain itu saat evakuasi diposisikan berjalan sambil melindungi leher dan kepala.
“Ketika tidak memungkinkan keluar, stay di tempat itu, cari tempat yang aman, posisikan berlindung. Justru karena lari bisa cedera misal terjatuh atau menabrak benda-benda lain,” tandasnya. (nto)
Update Gempa di Bantul, Ada 143 Titik Lokasi yang Terkena Dampaknya |
![]() |
---|
BPBD DIY Sebut Ratusan Rumah Warga Terdampak Gempa Telah Dilakukan Pemulihan |
![]() |
---|
Berpengalaman dengan Bencana, Pemkal Pacarejo Semanu Sigap Tangani Dampak Gempa |
![]() |
---|
Pengelola Pastikan Candi Borobudur Aman Tidak Alami Kerusakan Imbas Gempa Bumi di Yogyakarta |
![]() |
---|
BPBD Kulon Progo Catat 25 Titik Kerusakan di Enam Kapanewon akibat Gempa Bantul 6,4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.