Reza Siapkan Karya Lukis Favoritnya, 7 Ulama Dalam Bingkai Paku Bumi Pada Pameran Tunggalnya
Ketika duduk di kelas 3 SMP (2015), ia pernah menjadi juara 2 pada even lomba melukis wajah Sri Sultan Hamengku Buwono IX se DIY-Jateng.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan karya telah digoreskan Muhammad Ahnaf Mumtaza, pelukis muda asal Kota Yogyakarta. Ya, pelukis kelahiran 6 Juni 1999, ini telah berkarya dalam goresan cat di atas kain kanvas dalam bentuk lukisan dan sketsa.
“Aku melukis karena tertarik dengan warna. Warna itu indah, menyenangkan. Aku paling suka warna hijau, seger,” ucap Reza, sapaan akrab Muhammad Ahnaf Mumtaza beralasan.
Reza telah beberapa kali mengikuti lomba lukis dan pameran bersama. Ketika duduk di kelas 3 SMP (2015), ia pernah menjadi juara 2 pada even lomba melukis wajah Sri Sultan Hamengku Buwono IX se DIY-Jateng di Balai Pelestarian Budaya Yogyakarta.
Pelukis berusia 24 tahun ini pun pernah menjadi pemenang juara I lomba poster tentang gizi seimbang di Balai Kota DIY. Kreatifitas seninya muncul sejak kecil. Saat belum genap dua tahun, Reza mulai aktif menorehkan coretan-coretan di atas kertas putih.
“Papa yang mengajari menggambar dan melukis. Beliau selalu menyediakan kertas dan alat gambar, agar aku dan kakak bebas corat-coret,” tutur putra kedua pasangan kolektor lukisan Yogyakarta, Ir M Agus Mazid Purnomo dan Hayati kepada Tribunjogja.com di Kutu Dukuh, Jalan Magelang Yogyakarta.
Reza mulai melukis di atas kanvas saat usia empat tahun. Sedang, debut pameran lukisan ia ikuti saat berusia 11 tahun.
Saat itu, Reza dan tiga pelukis cilik lain mengelar pameran bersama di Sellie Coffee pada 2010. Pameran bertajuk ‘Unpredictable’ itu dibuka GKR Pambayun.
Kini alumnus Faculty of Civil Engineering and Planning Major Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta 2021, tengah mempersiapkan pameran tunggalnya, ‘Solo Exhibition Ahnaf Mumtaza’ di Gallery Kopi Macan, Sabtu (1/7/2023).
Pada pameran tunggalnya bertajuk ‘Meretas Garis, Memulai Warna’ itu, Reza akan memajang 20 karya lukisnya, yang terdiri 10 karya terbaru dan 10 karya lukis lama. “Temanya tentang keindahan ciptaan Tuhan, baik berupa bentang alam maupun manusia. Beberapa karya yang akan saya tampilkan, diantaranya Paku Bumi, Santai di Jeju Island, Rumah Impian Masa Kecil, Menunggu Maghrib, Self Portrait, dan Fafirru Ilallah. Campuran, karya baru dan lama,” jelasnya.
Diantara karya tersebut, Paku Bumi merupakan karya favoritnya. Reza menyebut, Paku Bumi menggambarkan sosok tujuh ulama yang menjaga keseimbangan alam semesta (bumi).
Dalam lukisannya terdapat tujuh ulama besar Indonesia, yaitu KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Zaini Abdul Ghoni (Tuan Guru Ijai Sekumpul Martapura), Habib Anis Alhabsyi (Solo), KH Maemun Zubair (Rembang), Buya Hamka, dan KH Abdurrahman Wahid.
“Aku memang senang sama ulama. Kiai-kiai ulama, selalu menginspirasiku. Ulama itu Paku Bumi, penjaga keseimbangan alam semesta. Keindahan alam semesta, ulama, manusia, itu semua ciptaan Allah Yang Maha Indah. Mengandung keberkahan. Bumi akan damai, jika masih ada ulama,” ucap Reza.
“Makin langka ulama, maka kedamaian juga akan terusik. Dan, melukis ulama itu jarang. Dalam Paku Bumi juga mengandung pesan moral, agar saya terus bersyukur dan menikmati setiap apa-apa yang diberikan Allah SWT, “ sambungnya. (ayu)
Pameran Lukisan
lukis
Muhammad Ahnaf Mumtaza
Universitas Islam Indonesia (UII)
KH Ahmad Dahlan
KH Hasyim Asyari
Kelanjutan Kasus Ferry Irwandi, Menurut UU ITE dan Putusan MK, TNI Tidak Boleh Laporkan Warga Sipil |
![]() |
---|
Mahasiswa UII Desak Polri Bertanggung Jawab atas Tragedi Ojol Tewas, Soroti Darurat Demokrasi |
![]() |
---|
FTSP UII Gelar Summer School, Hadirkan Mahasiswa Enam Negara Belajar Kebencanaan Geologi |
![]() |
---|
UII Mewisuda 1.100 Mahasiswa, Sumbangsih untuk Kemajuan Bangsa |
![]() |
---|
UII Bacakan Pernyataan Sikap Dukung Kemerdekaan Palestina di Upacara HUT Ke-80 RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.