DKPP Bantul Imbau Shohibul Kurban Cek SKKH Sebelum Membeli Ternak untuk Dikurbankan

DKPP Bantul juga mengimbau agar shohibul kurban dapat teliti dalam memilih ternak yang akan dikurbankan yakni dengan cara mengecek SKKH

|
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, memeriksa kondisi sapi di Tegal Senggotan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Senin (19/6/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul terus melakukan pengawasan agar hewan ternak dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Bantul tak membawa penyakit.

Selain itu, DKPP Bantul juga mengimbau agar shohibul kurban dapat teliti dalam memilih ternak yang akan dikurbankan yakni dengan cara mengecek SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan).

Kepala DKPP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo, mengatakan sejak bulan Mei kemarin pihaknya telah melakukan pengawasan di tempat-tempat penampungan hewan, baik di pasar hewan maupun pedagang yang menyediakan hewan kurban

Pihaknya pun turut mengerahkan tegas medis dari Puskeswan untuk berkeliling ke tempat-tempat penampungan hewan dan pasar hewan.

“Karena hewan kurban yang ada di Bantul adalah dari luar semua. Di Bantul ini populasi sapi mencapai 70ribuan, tapi rata-rata betina karena para peternak menggunakan pola pembibitan. Jadi pedhet (anak sapi) umur 5-6 bulan sudah dijual,” ujarnya saat memantau pedagang ternak di Tegal Senggotan, Senin (19/6/2023).

Maka dari itu, untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban, para pedagang lebih banyak mendatangkan dari luar Bantul.

Namun demikian, kondisi tersebut rentan dengan penularan penyakit.  

“Apalagi belum lama ini ada wabah PMK dan LSD. Jadi kita antispasi untuk menangkal penyakit dari luar masuk ke Bantul, terutama zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia),” imbuhnya.

Dari upaya tersebut, Joko mengklaim bahwa sampai saat ini belum ditemukan penyakit hewan di ternak yang dijual para pedagang.

Dengan demikian, baik shohibul kurban maupun warga masyarakat penerima daging dapat mendapatkan daging yang berkualitas dari ternak yang sehat.
 
“Kami juga mohon kepada shohibul apabila membeli ternak, mintalah SKKH yang menandakan bahwa ternak itu sudah diperiksa atau belum. Jangan sampai nanti disembelih akan mendapatkan daging yang tidak sehat,” terangnya.

Ahmad Suroyo, seorang pedagang sapi kurban di Tegal Senggotan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan Bantul, mengakui bahwa sebagian besar ternak yang ia jual berasal dari Rongkop Gunungkidul.

Maka dari itu, untuk memastikan hewan tersebut masuk ke Bantul dalam keadaan sehat, pihaknya selalu berkoordinasi dengan tenaga medis dari Puskeswan setempat.  

“Selain itu kami juga selalu menjaga kebersihan kandang termasuk menyemprotkan desinfektan tiga kali sehari, pagi, siang dan sore. Alhamdulilah sampai saat ini tidak ada penyakit mudah-mudahan tidak ada,” ucapnya.

Di sisi lain, pedagang ternak kambing domba kurban, Setyono yang juga dari Tegal Senggotan mengatakan bahwa untuk kambing domba yang dijualnya dipastikan sehat.  

“Dari puskeswan rutin mengecek, kambing domba di sini diberi vitamin, selain itu di tempat asalnya juga sudah diberi vitamin, jadi dua kali,” ungkapnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved