Berita Jogja Hari Ini

Marak Pengamen Liar Ganggu Wisatawan Malioboro, Ini Respons UPT Cagar Budaya

Berdasar hasil penelusuran di lapangan, ada pula pengamen yang melakoni kegiatan ilegal tersebut dalam pengaruh minuman keras (miras).

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
Wisatawan sedang menikmati suasana di Malioboro Yogyakarta belum lama ini. 

TRIBUNJOGJA.COM - Aktivitas pengamen liar di kawasan Malioboro , Kota Yogyakarta , berulang kali memunculkan keluhan dari para wisatawan .

Khususnya, saat libur panjang atau long weekend, ketika jumlah pelancong yang menyambangi Malioboro melonjak drastis.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta , Ekwanto pun mengakui, banyak keluhan dari wisatawan terkait aktivitas pengamen liar.

Bukan tanpa sebab, berdasar hasil penelusuran di lapangan, ada pula pengamen yang melakoni kegiatan ilegal tersebut dalam pengaruh minuman keras (miras).

"Akhir-akhir ini agak tinggi. Makanya, kami tingkatkan intensitas operasinha. Karena wisatawan sudah merasa terganggu juga itu," tandasnya, Rabu (14/6/2023).

Baca juga: Legislatif Desak Pemkot Yogyakarta Bina Seluruh Pengamen di Sumbu Filosofi

"Misalnya, kadang yang ngamen dua orang, terus yang diameni tiga orang, dua-duanya minta dan sudah dikasih tetapi diminta juga. Biasanya yang seperti itu indikasi minum (mabuk) dia," tambah Ekwanto.

Ia pun menegaskan, UPT tidak tinggal diam terhadap setiap aduan yang masuk terkait aktivitas pengamen liar di kawasan Malioboro .

Terlebih, jika terbukti sudah menganggu kenyamanan wisatawan , pihaknya akan memburu pengamen tersebut untuk mengusirnya dari destinasi favorit pelancong di Kota Pelajar itu.

"Langsung kami minta keluar. Nggak ada ampun, ya, kalau kayak gitu. Kami biasanya tidak menangkap, tapi gitarnya kaki ambil, ibaratnya skors. Selama ini baru penahanan alat yang dia pakai buat ngamen. Jadi, nggak bisa main lagi dia, kan," ujar Ekwanto.

Lebih lanjut, ia tidak menampik, aktivitas pengamen liar di kawasan Malioboro , khususnya yang berperilaku buruk, berpotensi merusak citra Kota Yogyakarta sebagai daerah tujuan pariwisata.

Oleh sebab itu, UPT pun memastikan, pengawasan ketat terhadap aktivitas pengamen senantiasa digencarkan petugas.

Baca juga: Pertunjukan Angklung di Teras Malioboro 2 Pukau Wisatawan

"Sekali jaga, itu dari Tugu sampai Titik Nol Kilometer, ada 40-50 petugas Jogomaton yang disiagakan. Jadi, itu terbagi 3 shift 24 jam penuh," tambahnya.

"Rata-rata pengamen yang terjaring operasi itu dari Yogyakarta, tapi ada juga dari luar. Biasanya yang dari luar Yogya itu musiman, ya," imbuh Ekwanto.

Hanya saja, ia tidak menampik, para pengamen liar seakan sudah mengetahui betul titik-titik, serta waktu kelengahan petugas, sehingga mereka terlihat leluasa melakoni aktivitasnya.

Otomatis, meskipun Malioboro sudah dijaga petugas Jogomaton sepanjang 24 jam, keluhan dari wisatawan tetap saja muncul.

"Biasanya muncul ketika jam-jam ditinggal apel, jam 16.00, pas kondisi Malioboro kosong (dari petugas). Nah, itu mereka masuk, kucing-kucingan. Tapi, kami langsung operasi, bersama Satpol PP. Jadi, kita antisipasi, ya, supaya tidak marak," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved