Putri Ariani di Americas Got Talent

Cerita Kepala SMM Yogyakarta tentang Sosok Putri Ariani yang Tak Pernah Bergaya Diva Saat di Sekolah

Kepala Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta atau SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, Agus Suranto menceritakan, Putri Ariani memang bukan siswa yang

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ardhike Indah
Kepala SMM Yogyakarta, Agus Suranto menceritakan tentang sosok Putri Ariani, salah satu siswanya yang berhasil mendapatkan Golden Buzzer di America's Got Talent, ketika ditemui di SMM Yogyakarta, Kamis (8/6/2023) 

“Dia natural, apa adanya. Kalau mau mengungkapkan sesuatu, fenomena di masyarakat, ya dia tinggal mengungkapkan saja. Tidak perlu berfikir sastra, lirik, syairnya indah atau tidak, dia keluar begitu saja,” tambahnya.

PKL di Amerika Serikat

Agus Suranto mengingat kembali ketika Putri Ariani meminta izin sekolah untuk berkelana ke negeri Paman Sam.

Pihak sekolah tidak keberatan dengan permohonan Putri untuk meninggalkan sekolah sementara demi mengejar cita-cita lewat America’s Got Talent.

“Itu kami anggap sebagai ruang untuk belajar. Belajar di panggung itu luar biasa. Harus merasakan itu adalah ruang belajar,” jelasnya.

Di panggung, mungkin saja, Putri Ariani merasakan ada banyak hal belum sempurna dari sisi penampilan.

Putri Ariani
Putri Ariani (YouTube America's Got Talent)

Dari situ, Agus yakin, Putri akan belajar banyak di Los Angeles, Amerika Serikat untuk meningkatkan kualitasnya sebagai penyanyi.

“Siswa yang lain sekarang sedang Praktik Kerja Lapangan (PKL), nah Putri juga PKL, cuma bedanya, Putri PKL di Los Angeles,” terangnya sambil tersenyum.

Sembari berguyon tapi serius, Agus mengatakan Putri mengenakan identitas PKL di Los Angeles, menjadikannya siswa PKL terjauh.

“Apalagi penontonnya itu kan bukan simulasi seperti di dalam kelas, itu pengalaman yang sangat berharga yang akan menempa dia jadi musisi besar,” lanjutnya.

Percaya dengan Putri

Pihak sekolah menaruh kepercayaan kepada Putri yang pasti akan mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan tugas sekolah dengan baik meski harus manggung kesana-kemari.

Selain itu, saat ini juga sudah diberlakukan kurikulum Merdeka Belajar yang memungkinkan banyak aktivitas-aktivitas siswa di luar sekolah untuk dikonversikan menjadi nilai akademik.

“Saya pikir tidak perlu khawatir kalau kesibukan ini akan mengganggu pendidikannya, karena saya tahu, untuk saat ini pendidikan tetap menjadi nomor satu bagi dia,” kata Agus Suranto. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved