Berita Bantul Hari Ini

Kementerian Kominfo Ajak Masyarakat Cakap Digital di Tengah Perkembangan Teknologi Informasi

Ribuan warga yang sebagian besar adalah enak muda menghadiri Talkshow Festival Literasi Digital pada Jumat (2/6/2023) malam di Lapangan sepak bola

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Santo Ari
Suasana talkshow festival literasi digital di Lapangan Sepakbola Timbulharjo, Sewon, Bantul, Jumat (2/6/2023) malam 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ribuan warga yang sebagian besar adalah enak muda menghadiri Talkshow Festival Literasi Digital pada Jumat (2/6/2023) malam di Lapangan sepak bola Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul.

Kegiatan yang bertema ‘Pemuda Berkarakter Pancasila dalam Dunia Digital’ ini bertujuan agar masyarakat Indonesia semakin cakap digital.  

Direktur Pemberdayaan informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menjelaskan fokus kegiatan ini adalah agar masyarakat Indonesia makin cakap digital, termasuk Bantul. Terlebih saat ini adalah era  teknologi informasi yang semua dipercepat dengan program transformasi digital.

“Yang kita rasakan saat pandemi, kehidupan kita sangat terbatas, kita tidak boleh keluar rumah, namun dengan adanya transformasi digital kita bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk tetap bisa melakukan aktivitas walaupun terbatas, kita bisa melakukan usaha, hingga belajar secara virtual,” ujarnya.

Baca juga: Muncul Keluhan Parkir Nuthuk di Pasar Senthir, Pemkot Yogyakarta: Pasti Ada Tindak Lanjut

Ia menyatakan, data statistik dari We Are Social 2023, Indonesia memiliki jumlah pengguna internet sebesar 212,9 juta. Angka tersebut menandakan bahwa 77 persen masyarakat sudah menggunakan internet.  

Namun demikian, potensi perkembangan dunia digital ini memiliki sisi positif dan negatif. Maka dari itu literasi digital penting untuk menanggulangi dampak negatifnya.

Kominfo pun memperkenalkan empat pilar literasi digital, yaitu digital skill, digital safety yang keduanya bersifat teknis, kemudian dua pilar sisanya merupakan non teknis  yakni budaya digital dan etika digital. 

Pilar ketiga dan keempat ini tak kalah penting agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital secara positif.

“Karena kita justru sering lupa di dunia digital kita harus layaknya di dunia nyata, ada etika di dunia digital, jadi tidak boleh sembarangan menggunakan kata-kata kasar, bahkan berita hoax, semua ada tuntutan hukum, demikian juga tindakan kriminal atau cyber crime,” terangnya.
 
Salah satu narasumber talkshow malam itu, Peppy Petrus dari Tular Nalar menyatakan bahwa dunia digital tak lepas dari media sosial, dan netizen Indonesia adalah netizen terbarbar se-Asia Tenggara. Ia pun mengajak warga masyarakat yang datang malam itu untuk lebih memperhatikan apa yang diunggah di media sosial.

“Jejak digital tidak bisa dihapus, dengan adanya UU ITE semoga teman-teman bisa berpikir kritis sebelum membuat konten atau menyebarkan konten,” katanya.

Terkadang masyarakat mendapat informasi, misalnya di grup WA, dan belum dicek kebenarannya justru langsung di-share ke orang lain. Padahal informasi tersebut hoax. Tentu saja itu akan merugikan semua pihak dan bisa dianggap turut menyebar berita hoax.  

“Maka dari itu, saring dulu sebelum sharing,” ucapnya.

Ketua TP PKK DIY, Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang juga menjadi narasumber lebih banyak mengajak masyarakat untuk tetap menegakkan ideologi bangsa, meskipun itu di dunia digital.

“Semua harus hati-hati, menjaga bangsa yang luar biasa besar ini agar tidak terpecah belah. Kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, kita punya ideologi pancasila sebagai pemersatu bangsa, jangan sampai Indonesia terpecah-pecah,” tandasnya. (Nto)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved