Tol Solo Yogyakarta

Cerita Lurah Pepe yang Pilih Bertahan di Puing-puing Rumahnya di Lokasi Proyek Tol Solo-Yogyakarta

Mereka memilih untuk tetap bertahan di atas puing-puing reruntuhan rumahnya karena menolak besaran ganti rugi yang diberikan.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM/ ALMURFI SYOFYAN
Penampakan tenda yang didirikan warga terdampak tol di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (12/5/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sudah sepuluh hari warga Desa Pepe yang rumahnya dieksekusi Pengadilan Negeri (PN) Klaten karena terkena proyek tol Solo-Yogyakarta bertahan di atas puing-puing reruntuhan bangunan.

Mereka bertahan dengan mendirikan tenda.

Total ada 7 bangunan yang dieksekusi oleh PN Klaten.

Mereka memilih untuk tetap bertahan di atas puing-puing reruntuhan rumahnya karena menolak besaran ganti rugi yang diberikan.

Salah satu warga yang masih bertahan di lokasi reruntuhan rumahnya adalah Kades Pepe Siti Hibatun Yulaika.

Mereka bertahan di puing-puing reruntuhan karena masih berharap untuk diajak bermusyawarah guna mencari solusi terbaik.

Tenda berwarna oranye yang didirikan sejak beberapa waktu yang lalu masih berdiri kokoh di tengah reruntuhan tembok bangunan rumah.

Di belakang tenda terdapat spanduk bertuliskan "Paguyuban Kades se kec ngawen ikut prihatin atas eksekusi rumah Kades Pepe".

Dikutip dari Kompas.com, Siti mengungkapkan tenda yang didirikan tersebut setiap malam ditempati oleh suaminya.

Sedangkan dirinya selalu berpindah-pindah tempat.

"Kami mendirikan tenda di lokasi reruntuhan itu tiap malam untuk tidur. Kalau siang kami bekerja mencari nafkah. Nanti kalau malam tidur di situ. Kalau yang wanita nunut-nunut (numpang) gitu," kata Siti ditemui Kompas.com di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS: Warga Pepe Klaten Dirikan Tenda Setelah Rumah Dieksekusi untuk Tol Jogja-Solo

Hingga saat ini menurut Siti tidak ada informasi yang diterima oleh warga terkait rusunawa.

"Tidak ada penawaran (tinggal sementara di Rusunawa). Kami tidak diberi tahu kamu tidur di sana tidak ada. Nonsense itu," kata Siti.

Siti mengaku dirinya dan warga tidak menolak adanya proyek tol Solo-Yogyakarta.

Namun pihaknya hanya meminta pelaksana proyek untuk memenuhi hak-hak warga.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved