Arti Gempa Bumi Siang Hari di Bulan Jumadil Akhir, Ada Pertanda Kemarau Menurut Primbon Jawa

TRIBUNJOGJA.COM - Gempa bumi adalah fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, termasuk warga Jogja.

Seperti diketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang paling rawan terjadi gempa.

Hal itu karena Indonesia berada di kawasan Ring of Fire. Apa itu Ring of Fire?

Merangkum National Geographic via Kompas.com, Ring of Fire adalah rangkaian gunung berapi sepanjang 40.000 kilometer (km) dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik. 

Ring of Fire melacak titik pertemuan banyak lempeng tektonik, termasuk lempeng Eurasia, Amerika Utara, Juan de Fuca, Cocos, Karibia, Nazca, Antartika, India, Australia, Filipina, dan lempeng-lempeng lain yang lebih kecil.

Semua lempeng tersebut mengelilingi Lempeng Pasifik yang besar. 

Lempeng-lempeng itu kemudian meluncur, bertabrakan, atau bergerak di atas maupun di bawah satu sama lain. 

Pergerakan lempeng itulah yang kemudian menghasilkan palung laut dalam, letusan gunung berapi, dan episentrum gempa di sepanjang batas pertemuan lempeng, yang disebut garis patahan.

Pergerakan lempeng juga memicu terjadinya gempa bumi.

Baca juga: Asal Usul Gunung Merapi Menurut Cerita Rakyat Yogyakarta, Berawal dari Pemindahan Gunung Jamurdipa

Baca juga: CATATAN SEJARAH Erupsi Gunung Merapi Sejak Januari 1954 sampai 11 Maret 2023

Karena Indonesia masuk wilayah yang dilewati Ring of Fire, maka tak heran gempa bumi sering terjadi.

Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sekali gunung berapi aktif yang aktivitasnya kerap menimbulkan gempa bumi.

Apabila dilihat dari kacamata Primbon Jawa, ternyata gempa bumi yang terjadi memiliki arti tersendiri.

Dikutip Tribunjogja.com dari buku Kitab Primbon Jawa Serbaguna (2021) yang ditulis R. Gunasasmita, berikut arti gempa bumi yang terjadi pada siang hari tepat di bulan Jumadil Akhir.

Arti gempa bumi siang hari di bulan Jumadil Akhir

Arti gempa bumi siang hari saat bulan Jumadil Akhir adalah pertanda buruk.