Pilpres 2024

Wawancara Eksklusif dengan Jusuf Kalla: Dinamika Politik, Kritik Jokowi hingga Alasan Pilih Anies

Selain bicara soal Anies Baswedan, Jusuf Kalla juga menyinggung sikap Presiden Joko Widodo yang kerap disebut terlalu ikut campur dalam koalisi

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla menjawab pertanyaan dari Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (12/5/2023). 

Kalau Pak JK lebih cenderung mana tertutup atau terbuka?

Sebenarnya yang dulu tertutup ya yang mengubah itu usul saya sebagai ketum Golkar karena agak rakyat memilih wakil yang dia kenal, ya tidak hanya nomor-nomor. Kalau terbuka yang kampanye calon itu sendiri jadi partai agak bebannya tidak sesusah tertutup, kalau tertutup ya kampanye partai dan calon yang aktif paling hanya 3 atau 4 kan nomor-nomor yang lain buat apa, dan cara hitungnya gampang, partai saja, jadi kalau tertutup lebih sederhana.

Kalau (terbuka) ini bukan sedikit rumit, tapi rumit dan sulit, sampai dihitungnya 20 jam dan itulah yang membuat penyelenggara TPS kelelahan sehingga banyak yang meninggal.

Tapi sekarang ini saya pikir apapun pilihannya itu benar mau tertutup terbuka oke saja, lama-lama nanti saya kira untuk meringankan benar karena juga pada praktiknya 90 persen yang terpilih itu tetap nomor yang di atas, hasilnya tetap sama, cuma satu kebaikannya calon itu kenal rakyatnya dan rakyat kenal orang itu tahu siapa yang dipilih, itu penting bagaimana mengombinasikan itu.

Banyak orang berpendapat lebih cenderung support pak Anies karena sama-sama KAHMI, bener ga pak?

Ya tentu ada saja pilihan-pilihan bukan hanya karena kedekatan, saya juga selalu saya bilang saya pilih karena kriteria, kriterianya punya elektabilitas/integritas yang kuat, kedua itu punya pengalaman, ketiga punya kecerdasan karena untuk negara sebesar ini kalau diurus oleh yang tidak berpengalaman.

Kalau dia walikota bolehkan tapi kalau calon gubernur tanpa pengalaman pemerintahan. kenapa waktu itu Bu Mega meminta saya mendampingi Pak Jokowi karena saya dianggap berpengalaman di pemerintahan.

Keempat track record yang baik, nah dari kriteria kriteria itu yang paling mendekati ya Anies, dia pernah sekali jadi gubernur pernah menteri, dan itu penting, bagaimana kalau Pak Jokowi hanya dua tahun jadi gubernur menteri tidak pernah, karena itu ya saya dampingi.

Kalau menurut Pak JK yang pas mendampingi Pak Anies itu yang punya pengalaman juga untuk menutup kekurangannya?

Ada dua syarat, pertama ya punya elektabilitas juga sehingga membawa suara ya katakanlah 15-20 persen karena sehebat-hebatnya calon itu membawa suara tidak lebih dari 35 persen, jadi harus ada yang sampai 15-20 persen.

Coba lihat survei-survei itu tak pernah lebih dari 30 persen, 20 persen malah. Kedua, bisa membantu dalam pemerintahan, punya pengalaman juga supaya jangan hanya menjadi ban serep.

Kalau Pak JK kecenderungan seperti itu, apa yang bapak support nanti untuk pak Anies?

Kita lihat perkembangan yang ada, kampanye debat-debat itu muncul ketahuan, kecerdasan pengalaman, track recordnya apa yang dibuat sebelumnya.

Apakah logistik dan dana itu jadi faktor utama dari proses kampanye dan seseorang bisa jadi presiden-wapres?

Faktor utama tetap orangnya tetapi harus didukung oleh sistem logistik pasti, contohnya begini untuk mencapai 20 persen, partai-partai masih butuh biaya, masa kampanye bukan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved