Berita Kota Yogya Hari Ini

Bank Sampah di Kota Yogyakarta Terus Diberdayakan untuk Dukung Gerakan Zero Anorganik

Beragam upaya ditempuh oleh Pemkot Yogyakarta untuk optimalisasi pergerakan bank sampah di wilayahnya. Meski gerakan zero sampah anorganik bisa

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
Tangkapan Layar
Suasana Obrolan Tugu Jogja yang berlangsung di kawasan Tugu Pal Putih, Kota Yogyakarta, Selasa (9/5/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beragam upaya ditempuh oleh Pemkot Yogyakarta untuk optimalisasi pergerakan bank sampah di wilayahnya.

Meski gerakan zero sampah anorganik bisa menghidupkan geliat bank sampah, langkah-langkah pendampingan agar mereka makin berdaya pun terus dilangsungkan eksekutif.

Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan, pada 2022 silam, tercatat telah terealisasi sekira 605 bank sampah di penjuru Kota Pelajar.

Tapi sayangnya, sepanjang periode tersebut, lebih kurang 105 bank sampah di antaranya bisa dibilang tinggal sebatas nama, atau mati suri, dan tidak beraktivitas.

Baca juga: KRONOLOGI Pejalan Kaki Meninggal Dunia Seusai Jadi Korban Tabrak Lari di Jalan Wates-Purworejo

"Sehingga, kami bentuk klinik bank sampah untuk menggerakkan kembali aktivitas mereka. Kemudian, mulai 2023,  gerakan zero sampah anorganik terbukti mampu menyehatkan bank sampah, tentu dengan pendampingan dari klinik," ungkap Aman, di sela agenda Obrolan Tugu Jogja, Selasa (9/5/2023).

Dijelaskan, klinik bank sampah yang ditugaskan untuk menjaga 'kesehatan' bank sampah, bertugas di bawah naungan Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta.

Selain itu, mereka juga membawahi beberapa unit di samping klinik bank sampah, layaknya galeri bank sampah, hingga sekolah sampah sebagai lini edukasi.

"Jadi, unit-unit tersebut bertugas untuk mengedukasi, menangani berbagai problem bank sampah, sekaligus memasarkan produk daur ulang," cetusnya.

Sekda mengatakan, gerakan zero sampah anorganik menitikberatkan pola penanganan limbah dari tingkat hulu atau sejak dari sumbernya, yaitu masyarakat dan rumah tangga.

Sehingga, mau tidak mau, perilaku sosial kemasyarakatan harus diubah secara drastis, agar pembuangan sampah bisa terdeduksi.

"Maka, upaya pemberdayaan bank sampah berbasis masyarakat menjadi penting. Karena semua bermula dari kesadaran penduduk dan bank sampah menjadi agen perubahan, untuk menekan sampah yang dibuang menuju TPA," tandas Aman. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved