Berita Lengkap, Kabar Terkini, Kondisi Covid-19 Di DIY, Angka Kematian Dalam Sepekan
Setelah mengalami penurunan kasus Covid-19 di akhir April lalu, kasus aktif pada pekan pertama bulan Mei 2023 justru mengalami peningkatan.
TRIBUNJOGJA.COM - Setelah mengalami penurunan kasus Covid-19 di akhir April lalu, kasus aktif pada pekan pertama bulan Mei 2023 justru mengalami peningkatan.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, mengatakan bahwa selama sepekan terakhir kasus aktif Covid-19 mencapai 150 orang.
“Untuk kematiannya ada delapan,” ujar pria yang akrab disapa Dokter Oki ini, Jumat (5/5/2023).
Dengan peningkatan kasus ini, tak henti-hentinya Oki mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan akan penularan Covid-19.
Terlebih lagi bagi masyarakat rentan seperti lansia dan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, karena dapat meningkatkan tingkat keparahan.
Saat ini masyarakat cenderung sudah mengabaikan protokol kesehatan.
Oki pun meminta agar masyarakat kembali menggiatkan cuci tangan dengan sabun termasuk mengenakan masker ketika berada di keramaian.
"Intinya Covid-19 sampai sekarang masih ada, kami minta agar masyarakat tetap waspada," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Subbag Hukum, Pemasaran, dan Kemitraan RS Panembahan Senopati (RSPS) Bantul, Siti Rahayu Ningsih mengatakan hingga saat ini pihaknya masih merawat pasien Covid-19.
Ada satu pasien suspek dan 9 terkonfirmasi dengan disertai gejala.
Tren penularan naik
Sebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta kembali mengalami tren kenaikan dalam kurun waktu satu pekan terakhir.
Sejauh ini, hingga Jumat (5/5/2023), tercatat 66 kasus aktif di Kota Pelajar, baik itu yang menjalani isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Lana Unwanah berujar, lonjakan penularan Covif-19 memang sedikit terasa.
Bahkan, setelah sekian lama tidak dijumpai, kasus kematian pasien Covid-19 pun kembali muncul.
"Terakhir, 2 Mei ada satu kematian. Sebenarnya, tren sebaran yang sedikit ada peningkatan ini sudah terasa sejak sebelum Lebaran kemarin, ya," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, fenomena tersebut sedikit banyak disebabkan oleh munculnya sub varian Covid-19 arcturus atau XBB 1.16.
Hanya saja, dirinya menyebut, varian anyar ini cenderung lebih cepat sembuh dan tidak butuh masa isolasi panjang.
"Apalagi, kekebalan warga di Kota Yogya berdasarkan survei kemarin sudah 90 persen lebih, jadi tidak terlalu berpengaruh," ucapnya.
Selaras laporan dari beberapa rumah sakit di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu sepekan terakhir, memang ada beberapa pasien yang masuk karena terpapar virus corona. Hanya saja, mayoritas pasien terdeteksi positif Covid-19 karena proses skrining berkaitan dengan penyakit bawaan.
"Kemarin, di Wirosaban (RSUD Kota Yogya) misalnya, sempat ada 6 pasien yang masuk. Tapi, rata-rata hanya isolasi tiga hari saja di RS," urai Emma.
"Itu pun karena sakit yang lain. Tapi, karena harus dites, baru ketahuan kalau dia positif Covid-19. Lebih banyak karena penyakit lain ketahuannya, ya, karena tidak ada gejala Covid-19," tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan antisipasi dilakukan di semua bidang. Baik dari fasilitas hingga pelayanannya. Ia memastikan seluruh tenaga penanganan tetap disiagakan, termasuk tempat tidur pasien. Mereka disiapkan di semua Puskesmas hingga rumah sakit.
Dewi menyampaikan jika per kemarin ada 97 kasus aktif Covid-19 di Gunungkidul. Ada penambahan setidaknya 10 kasus baru dalam sepekan terakhir. "Salah satunya dilaporkan hari ini (kemarin), satu konfirmasi positif dengan riwayat suspek," jelasnya.
Sebagian besar kasus aktif saat ini menjalani isolasi mandiri. Menurut Dewi, ada 9 pasien yang saat ini dirawat di 4 rumah sakit rujukan di Gunungkidul.
Ia berharap masyarakat juga ikut melakukan langkah antisipasi. Termasuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19.
"Yang pasti protokol kesehatan (prokes) diperkuat," pintanya.
Secara kumulatif, ada 23.578 kasus konfirmasi Covid-19 di Gunungkidul, dengan 22.246 di antaranya sudah sembuh, dan 1.235 lainnya meninggal dunia.
Pekan lalu, Dinkes Gunungkidul mencatat adanya 5 kematian baru karena Covid-19. Kasus meninggal dunia ini juga diketahui memiliki penyakit bawaan.
Direktur RSUD Wonosari, dr. Heru Sulistyowati juga memastikan pihaknya tetap siaga mengantisipasi lonjakan kasus penularan.
Saat ini, ada 64 tempat tidur pasien Covid-19 yang disiapkan.
"Sampai hari ini (kemarin) ada empat pasien yang dirawat," ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, dr. Khamidah Yuliati mengatakan, kasus Covid-19 di Bumi Sembada sejak Januari hingga Mei tahun ini sangat fluktuatif.
Terkadang naik dan juga turun. Pada 3 Mei lalu dilaporkan ada penambahan 12 kasus. Hari sebelumnya ada 5 kasus. Menurut dia, di Sleman sendiri angka kenaikan kasus terbilang cukup tinggi jika dibandingkan kabupaten/kota lain di DIY. Karena, mobilitas tinggi dan penduduk di Sleman banyak.
Mobilitas tinggi
Jumlah kasus Covid-19 di DIY bertambah 264 kasus selama sepekan terakhir. Tepatnya pada 29 April 2023 hingga 4 Mei 2023.
Sepanjang periode tersebut, lima pasien dilaporkan meninggal dunia. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan DIY, penambahan paling tinggi terjadi pada 29 April 2023 dengan 56 penambahan kasus positif. Kemudian disusul 4 Mei 2023 dengan 53 kasus positif.
"Kenaikan kasus disebabkan karena ini penyakit virus yang cepat menular dan juga karena mobilitas penduduk sangat tinggi. Protokol kesehatan dan dan vaksinasi Covid-19 harus dilakukan oleh masyarakat," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit, Dinkes DIY, Setyarini Hestu Lestari, Jumat (5/5/2023).
Lebih lanjut, saat ini tercatat ada 702 kasus aktif Covid-19 di provinsi ini.
Sebanyak 168 pasien di antaranya mendapat perawatan di RS rujukan Covid-19. Sedangkan untuk kondisi bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian RS rujukan saat ini berada di angka sekitar 17 persen atau masih jauh dari standar BOR Covid-19 menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebesar 60 persen.
Rinciannya, bed atau tempat tidur non critical saat ini tersedia 912 dengan 144 di antaranya tengah dipakai merawat pasien. Sementara untuk tempat tidur critical atau ruang ICU tersedia 128 ruangan dan kini terpakai 24 ruangan. (nto/aka/alx/rif/tro)
Berhasil Tekan Angka Kematian Ibu, Kota Yogya Jadi Rujukan The World Bank |
![]() |
---|
Dinkes Kulon Progo Klaim Adanya Penurunan Angka Kematian Ibu Melahirkan Berkat Berbagai Program |
![]() |
---|
Terdampak Pandemi Covid-19, Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Yogyakarta Masih 6 Persen |
![]() |
---|
Astra Daihatsu Tetap Optimistis Kondisi Pertumbuhan Bisnis Otomotif Pulih Pada 2024 |
![]() |
---|
Inovasi Baru RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo Tekan Angka Kematian Bayi, Ada Layanan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.