Berita Bantul

Di Tangan Kreatif, Batik Nitik Akan Mampu Tembus Pasar Internasional

Batik adalah satu di antara warisan budaya di Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Gubernur DIY Sri Sultan HB X bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat mengunjungi pusat kerajinan Batik Nitik di Kawasan Trimulyo, Kapanewon Jetis, Bantul. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Batik adalah satu di antara warisan budaya di Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Menurut para ahli, istilah Batik berasal dari bahasa Jawa “ngembat titik”, yang berarti membuat titik. Secara harfiah aktivitas membatik dipahami menggoreskan lilin dengan canting untuk membuat motif.

Baca juga: Batik Lukis Wajah Karya Perajin asal Bantul, Laris di Papua Hingga Diminati Kolektor Luar Negeri

Di antara jenis batik adalah batik nitik, yakni batik dengan motif yang tersusun dari ribuan titik persegi yang membentuk membentuk ruang, sudut, dan bidang geometris. Keunikan motif titik ini berasal dari ujung canting yang dibelah menjadi 4 sehingga titik-titik yang dihasilkan berbentuk persegi.

Selain terdiri bujur sangkar dan persegi panjang, kerangka ragam hiasnya dibuat cecek (cecek pitu, cecek telu), serta dikombinasi dengan ornamen klowong dan tembokan. Berbeda motif batik lain, motif batik nitik sangat rumit dan dibuat di kedua sisi kain.

batik nitik oke
Batik Nitik

Dalam literasi sejarah, batik nitik dulunya merupakan bentuk strategi memutus ketergantungan pada kain impor pada zaman kolonial Belanda. Namun, sejak 3 Maret 2020, Batik Tulis Nitik telah ditetapkan sebagai kekayaan intelektual komunal bersertifikat indikasi geografis oleh Gubernur DIY.

Batik nitik merupakan satu-satunya batik yang telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai indikasi geografis Yogyakarta, lantaran keunikannya.

Gubernur DIY juga menyatakan, bahwa Batik Nitik adalah batik khas Yogyakarta, yang termasuk tertua di lingkungan Kraton dan dan berkembang secara luas di masyarakat Yogyakarta.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menuturkan, batik nitik merupakan salah satu motif kekayaan batik yang mendukung kegiatan ekonomi kreatif masyarakat Kabupaten Bantul.

Di Kabupaten Bantul, Batik Nitik berpusat di Kawasan Trimulyo, Kapanewon Jetis bernama Paguyuban Sekar Nitik Kembangsongo. Batik nitik juga menjadi satu ruang bagi para ibu-ibu untuk meningkatkan perekonomian keluarganya.

“Batik Nitik yang diproses secara tradisional masih padat karya, sehingga memberi peluang pekerjaan bagi masyarakat. Di tangan kreatif para pengrajin batik inilah, batik nitik mampu menembus pasar Internasional. (ayu/ord)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved