Pratu F Jatuh Dari Tebing 140 Meter, Bukan Ditembak OPM

"Jatuh dari tebing berkedalaman 140 meter," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono.

Editor: ribut raharjo
Dok Ops Damai Cartenz
Personel Ops Damai Cartenz sedang melakukan olah TKP pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya, Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023) 

TRIBUNJOGJA.COM - Ini penjelasan tentang gugurnya Pratu F dalam perburuan OPM di Nduga, Papua.

Mabes TNI menyebut, Pratu F, prajurit yang sempat hilang setelah peristiwa penembakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023), tutup usia bukan karena ditembak.

"Jatuh dari tebing berkedalaman 140 meter," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, kepada Kompas.com, Senin (24/4/2023).

Menurut dia, penyebab kematian Pratu F itu terkonfirmasi karena tidak ditemukannya luka tembak pada jasad personel dari Satgas Yonif R 321/Galuh Taruna tersebut.

"Tidak ada luka tembak, benar," ujar dia.


Sebelumnya diberitakan, jasad Pratu F ditemukan tim gabungan TNI dan Polri kurang lebih sepekan setelah peristiwa penembakan terjadi. Jasad Pratu F langsung dievakuasi ke Timika, untuk selanjutnya dibawa ke RSUD untuk pemulasaraan jenazah.

Hari ini, jasad mendiang rencananya akan diterbangkan ke kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah.

Penembakan ini terjadi saat Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna sedang mendekati posisi penyandera pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).

Dilaporkan ada 36 prajurit Satgas Yonif Raider 321 saat penyisiran tersebut. Selain 4 korban tewas dan Pratu F yang hilang waktu itu, ada lima prajurit luka-luka dalam peristiwa itu.

Empat prajurit yang tewas ditembak, yaitu Pratu Miftahul Arifin, Pratu Kurniawan, Pratu Ibrahim dan Prada Sukra, telah dipulangkan lebih dulu.

Julius juga menyebutkan bahwa para prajurit ini menerima kenaikan pangkat. Di sisi lain, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan bahwa prajurit yang luka dalam keadaan selamat.

Hal itu diketahui setelah dirinya dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menjenguk para prajurit itu di Timika, Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).

Para prajurit itu, kata Yudo, tidak semuanya menderita luka tembak, melainkan juga luka akibat jatuh terpeleset karena medannya miring.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved