Lebaran 2023

Cerita Pemuda Penjaga Rest Area Tol Jakarta-Cikampek, 2 Tahun Tak Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga

Ada sebagian di antara kita tidak bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga karena tuntutan pekerjaan.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tribunnews/Fersianus Waku
Muhamad Fahru Rizky (19), pemuda asal Karawang, Jawa Barat (Jabar) 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Idul Fitri menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa.

Untuk itulah, jutaan umat muslim di Tanah Air rela menempuh jarak ratusan bahkan ribuan kilometer untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya di kampung halaman.

Mereka ingin bertemu dan berkumpul bersama keluarga besarnya.

Namun tak semua bisa berkumpul dengan keluarga saat lebaran nanti.

Ada sebagian di antara kita tidak bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga karena tuntutan pekerjaan.

Seperti yang dirasakan oleh pemuda asal Karawang Jawa Barat bernama Muhamad Fahru Rizky (19) ini.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga ruang istirahat Rest Area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek ini mengaku tidak bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarganya di saat hari H nanti.

Sebab, dirinya harus tetap bekerja agar tempat istirahat bagi para pengguna jalan tol tempatnya bekerja tetap bersih.

Rizky mengaku sedih, namun dia tetap harus menjalankan tugasnya untuk menjaga tempatnya bekerja agar bisa tetap menghidup keluarga dan membayar biaya sekolah adik-adiknya.

"Masuk Pak. Pas hari H Lebaran juga masih kerja, saya masuk pagi," kata Rizky seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (18/4/2023) malam.

Rizky mengaku sudah dua tahun tak merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.

Baca juga: Pergerakan Arus Lalu Lintas di Kulon Progo Meningkat 21 Persen atau Setara 7 Ribu Kendaraan

Baca juga: Lebaran 2023: Apel Gelar Sarana Prasana Ditpolairud Polda DIY, Begini Pesan Kapolda Kepada Personel

Namun karena tuntutan pekerjaan, Rizky pun harus rela untuk masuk kerja pada saat hari H Lebaran 2023 nanti.

"Ya lumayan (sedih) sih kayak momen setahun sekali gitu yah enggak tahu juga kita masih dapat umur untuk tahun depan kita ngikutin Lebaran atau enggaknya," ujarnya.

Tulang Punggung Keluarga

Rizky mengaku dirinya menjadi tulang punggung keluarganya setelah orang tuanya tidak lagi bekerja sejak beberapa tahun terakhir.

Selain itu pemuda 19 tahun tersebut juga memiliki tanggungan untuk menyekolahkan kedua adiknya masih masih duduk di bangku SMK dan SD.

"Orang tua sudah enggak kerja. Buat ongkos keluarga juga," ungkap Rizky.

Saat ini adiknya Rizky sudah mau memasuki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan satunya lagi sedang kelas VI Sekolah Dasar (SD).

"Ada dua, yang pertama kelas mau naik SMK terus yang kedua baru kelas enam," ucapnya.

Kerja 12 Jam

Setiap hari, Rizky mengaku bekerja 12 jam.

Durasi jam kerja yang cukup panjang menurut Rizky memang membuat badannya lelah.

Namun hal itu tak dihiraukan oleh Rizky karena semuanya itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan keluargannya.

"Lumayan berat gitu yah capek setiap hari masuk kerja 12 jam, ada lemburan saya ambil terus cuma buat memenuhi uang dapur dan kebutuhan biaya-biaya sekolah adik saya. Kadang bisa lebih dari 12 jam saya kerja juga ya ngambil lemburan begitu," tuturnya.

Dalam sebulan, Rizky mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 4 juta, yang terdiri dari gaji pokok Rp 2,4 juta dan tunjangan.

"Alhamdulillah saya bangga dengan pekerjaan saya karena pekerjaan ini memenuhi kebutuhan saya bersama keluarga saya," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved