Mutiara Ramadan

Mengenali Alam

Pandemi Covid-19 mengubah pola kegiatan di bulan suci ini. Baru tahun 1444 H inilah, sepertinya situasi dan kondisi normal kembali.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Septy Andari SPd MPd, Guru MTsN 1 Kulon Progo 

Oleh: Septy Andari SPd MPd, Guru MTsN 1 Kulon Progo

TRIBUNJOGJA.COM - Pada dua kali Ramadan lalu, pandemi Covid-19 mengubah pola kegiatan di bulan suci ini. Baru tahun 1444 H inilah, sepertinya situasi dan kondisi normal kembali.

Salah satu momen menarik pada bulan Ramadan adalah ramainya pengunjung di rumah makan atau kafe yang menyediakan sajian menu berbuka puasa bersama atau bahasa populernya bukber.

Namun, untuk mendapatkan suasana berbeda, pernahkah terlintas untuk buka puasa di alam terbuka? Misalnya, berbuka bersama di tempat-tempat eksotis bernuansa pegunungan, hutan kota, dan pantai.

Suasana ini jelas sangat berbeda dengan buka puasa di rumah, rumah makan, atau kafe yang tergolong monoton. Berbuka puasa di alam terbuka membuat pikiran kita jauh lebih segar sehingga rasa lapar dan dahaga pun terlewat begitu saja.

Acara buka bersama kebanyakan dari komunitas-komunitas, teman kerja, teman alumni sekolah atau kampus, dan keluarga.Tujuan dari acara buka bersama ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi. Barangkali juga dari acara ini akan menambah relasi dalam pekerjaan atau bisnis.

Berbuka puasa di alam terbuka jauh lebih menyenangkan. Bagaimana tidak? Sembari menunggu waktu buka, kita dapat menikmati segarnya udara sore hari dari alam semesta serta menyaksikan rindangnya bermacam-macam tumbuhan.

Berbagai acara juga dapat digelar untuk mengisi waktu sebelum tiba berbuka, seperti pesantren kilat atau tadabur alam sebagai bentuk rasa syukur dan mendekatkan diri pada Allah.

Ketika memasuki waktu berbuka puasa, Anda dapat menyajikan berbagai macam hidangan khas Ramadan dengan perpaduan cita rasa nusantara. Selain itu, dapat dilengkapi juga dengan berbagai jenis takjil.

Pembelajaran diri melalui tadabbur alam merupakan sarana penting untuk lebih mengenal kemahabesaran Allah SWT, Sang Pencipta alam seisinya.

Mengenali alam di sekitar kita dan di lingkungan yang jauh dari tempat tinggal bukan berarti kita menghamburkan waktu.

Hal ini karena dengan mengenali dan mensyukuri semua ciptaan-Nya terbentuklah character building yang dapat menambah keimanan dan ketakwaan kita sebagai makhluk-Nya.

Beberapa firman Allah menyebutkan agar kita selalu berpikir bagaimana alam seisinya ini diciptakan, bagaimana manusia sebagai khalifah di bumi, menggunakan akal pikiran dan potensinya untuk memanfaatkan alam dan tidak merusaknya.

Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Ghasiyah. Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan (17). Dan langit bagaimana ia ditinggikan? (18). Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (19). Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan (21).

Oleh karena itu, tatkala kita menilik alam semesta sebagai sarana pembelajaran dengan melakukan observasi secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mengenal Allah Azza wa Jalla melalui ciptaan-Nya, tadabbur alam ini amat dianjurkan.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved