Kisah Inspiratif
Kisah Diaspora Indonesia Rasakan Ramadan di Negeri Orang, Buka Puasa Jam 8 Malam
Kebudayaan orang-orang Turkiye yang cukup berbeda dengan Indonesia, meski mayoritas penduduk beragama Islam.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
“Gak ada yang jualan takoyaki di sini,” tambahnya dengan tertawa.
Makanan di Turkiye mengikuti musim. Begitu juga saat memasuki bulan Ramadan, bisa saja makanan yang disantap tahun ini berbeda dengan tahun kemarin.
“Sekarang kan musim semi. Jadi, hidangan Ramadan lebih ke sayur-sayu yang musim semi. Kalau pas musim dingin, ya hidangannya gak ada es krim,” terang dia.
Ada pencuci mulut yang spesial hanya di bulan Ramadan, bernama güllaç.
Güllaç adalah hidangan penutup yang manis dengan kue tepung jagung di dalamnya yang disiram dengan susu, diberi air mawar, serta ditaburi biji delima dan pistachio.
Camilan manis itu tak bisa ditemukan di luar bulan suci lantaran güllaç pastry, atau lembaran tipis berbentuk bundar besar terbuat dari tepung maizena dan terigu, hampir tidak ada yang produksi.
Tak hanya güllaç, ada juga ramazan pide yang disebut sebagai pizzanya orang Turkiye.
Jika pizza biasanya diisi dengan daging, ramazan pide ini hanya diberi topping olesan telur dan wijen hitam, kemudian dimakan pakai mentega dan hidangan lain.
“Kadang di pinggir jalan ya ada yang jual dessert gitu, tapi itu-itu aja, kayak yang dijual di toko bakery. Menurutku, gak sevariatif di Indonesia, balik lagi, gak ono sing dodol takoyaki (tidak ada yang jual takoyaki),” ucapnya menggunakan bahasa Jawa.
Kebiasaan keluarga Turkiye saat berbuka puasa, mereka akan mengutamakan makan besar daripada menyantap camilan terlebih dahulu.
Baru kemudian setelah salat magrib, para Muslim baru meminum teh dan memakan dessert.
“Pas Idulfitri gitu anak-anak gak minta THR sih, tapi permen-permenan gitu dan hadiah kecil. Selebihnya, kumpul keluarga saja,” tukas dia.
Kisah Tifa tidak jauh berbeda dengan Wiwit Ananda. Wiwit, begitu sapaannya, kini sedang menempuh kuliah doktor di Queen’s University, Belfast, Inggris Raya.
Ia merupakan Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Tahun ini adalah Ramadan kedua baginya.
Baca Buku Bonus Sayur, Cara Karang Taruna Margoyoso Magelang Kerek Minat Baca |
![]() |
---|
Cerita Anak Bintara Brimob Polda DIY Raih Adhi Makayasa AAU 2025 |
![]() |
---|
Cerita Juara 1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMP 2025, Kampanye Soal Ini |
![]() |
---|
Dari Enceng Gondok Jadi Peluang Kerja: Cerita Aiptu Sukirja Rintis Usaha Kerajinan |
![]() |
---|
Kisah Percetakan di Kulon Progo Cetak hingga 10 Juta Amplop Saat Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.