Berita Kota Yogya Hari Ini
Kasus DBD di Kota Yogyakarta Berhasil Ditekan, ASN Dinkes Ini Diganjar Anugerah Bergengsi
Berkat kegigihannya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir, sosok Rubangi pun diganjar penghargaan
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Berkat kegigihannya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir, sosok Rubangi pun diganjar penghargaan dari World Mosquito Program (WMP), yang digagas FK-KMK UGM dan Yayasan Tahija.
ASN Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta itu, mendapat apresiasi sebagai penggerak program pengendalian DBD.
Rubangi yang kini menginjak usia 59 tahun, menjadi salah satu figur yang dianugerahi penghargaan dalam agenda bertajuk 'Wolbachia, Sumbangsih Yogyakarta untuk Dunia' pada 31 Maret 2023 silam.
Baca juga: Sejarah Masjid Al-Aqsa, Kiblat Pertama Umat Islam yang Diserang Israel
Terang saja, berdiri di satu panggung bersama tokoh-tokoh hebat yang bergerak dalam penanganan demam berdarah, sama sekali tidak pernah terbayang di benaknya.
"Tentu, saya sendiri tidak pernah menyangka, bisa mendapatkan penghargaan. Ini tentu tidak lepas dari gerakan kami untuk terus melakukan penanggulangan penyakit DBD," ungkap Rubangi, Kamis (7/4/2023).
Namun, sudah selayaknya ia mendapatkan apresiasi tinggi, karena pengabdiannya di sektor kesehatan yang sudah teramat panjang dan dimulai sejak 1988 silam.
Mulai dari berpindah dari Puskesmas satu ke Puskemas lainnya, sampai akhirnya Rubangi pun ditarik ke Dinas Kesehatan dan didapuk memegang Program Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DBD, sedari 2004 sampai sekarang.
Salah satu tantangan terberat pun dijumpainya pada 2016 silam, saat Kota Yogya mengalami kejadian luar biasa DBD, di mana angka penderitanya menyentuh 1.690 jiwa.
Fenomena itu membuat dia dan pihak-pihak terkait memutar otak, yang berujung pada kerja sama dengan FK-KMK UGM dan Yayasan Tahija untuk mengembangkan teknologi Wolbachia.
"Sampai saat ini secara efektif berhasil menurunkan 77 persen kasus DBD, serta menurunkan 86 persen tingkat rawat inap akibat DBD. Termasuk di 2023 ini, sampai Maret hanya ada 20 kasus," urainya.
Bagaimanapun, Rubangi tidak dapat menutupi rasa bangganya setelah terlibat aktif dalam menurunkan sebaran dan angka kematian akibat DBD.
Hanya saja, ia tidak menampik, kesadaran yang tinggi dari warga masyarakat di Kota Yogya untuk menerapkan gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur) di lingkungan, membuat pekerjaannya pun makin ringan.
"Memang, namanya bekerja, pasti ada hambatan dan kendala. Tetapi, kami selalu berkomunikasi, bersama Puskesmas, kelurahan dan kemantren, dalam upaya pencegahan DBD di masyarakat," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pencapaian dan kebaikan yang didapatnya sampai sejauh ini menjadi tabungan jelang pensiun. Tapi, bapak tiga anak itu menegaskan, tidak akan berhenti mengabdikan dirinya untuk melayani masyarakat setelah purna tugas sekalipun.
"Harapannya dengan adanya pelepasan nyamuk, masyarakat tetap melaksanakan gerakan satu rumah satu jumantik. Semoga penghargaan ini merupakan hadiah pensiun kami," pungkasnya. (aka)
Bangun Gedung Baru, Puskesmas Kraton Kota Yogyakarta Segera Direlokasi |
![]() |
---|
Kotabaru Ceria, Upaya Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Bangkitkan Atraksi Malam di Jogja |
![]() |
---|
Sebanyak 80 Bank Sampah di Kota Yogyakarta 'Mati Suri', Diperlukan Upaya Pembinaan |
![]() |
---|
Dukung Sanksi untuk ASN yang Terlibat Judi Online, Forpi Kota Yogyakarta: Cek Gawai Secara Berkala |
![]() |
---|
Sanksi Tegas Menanti ASN Pemkot Yogyakarta yang Tergiur Judi Online |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.