Mutiara Ramadan
Bulan Kesabaran
Ramadan telah tiba. Bulan suci yang dinanti oleh segenap umat Islam telah hadir kembali dan disambut dengan penuh suka cita.
Oleh: Drs Sutanto, Guru MTsN 3 Bantul
TRIBUNJOGJA.COM - Ramadan telah tiba. Bulan suci yang dinanti oleh segenap umat Islam telah hadir kembali dan disambut dengan penuh suka cita.
Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadan, maka Allah mengharamkan jasadnya di semua neraka”.
Alangkah bahagia dan tenteram hati kita mendengar janji Allah tersebut.Tentunya tak cukup hanya dengan rasa gembira saja kita menyambut hadirnya Ramadan, namun mesti diisi dengan berbagai amalan.
Kita ingin agar puasa berhasil mencapai derajat takwa. Agar puasa kita tidak sia-sia, salah satu kuncinya kita mesti bersabar.
Ramadan disebut juga dengan syahrus shabr, bulan kesabaran. Dikatakan demikiankarena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa.
Menahan lapar, menahan dahaga adalah latihan sabar, menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari, menahan agar tidak marah, menahan untuk tidak mengumpat semuanya adalah latihan sabar.
Terkait kesabaran, dalam Kitab Tanbihul Ghafilin ada sebuah hikayat. Di masa lampau ada dua orang mukmin dan kafir, keduanya pergi memancing ikan. Si kafir jika akan mengangkat jalanya menyebut nama berhalanya, maka ia mendapat ikan yang banyak.
Sedang si Mukmin jika mengangkat jalanya menyebut nama Allah, tetapi tidak mendapat ikan. Maka menyesal Malaikat yang menjaga si Mukmin itu dan ketika ia naik ke langit,Allah SWT memperlihatkan kepada Malaikat itu tempat yang disediakan oleh Allah SWTuntuk si Mukmin berupa surga.
Sehingga Malaikat itu berkata, “Demi Allah tidak berarti apa-apa penderitaannya di dunia jika kelak ia akan mendapat ini.”
Juga diperlihatkan tempat si kafir dalam neraka, maka Malaikat itu berkata, “Demi Allah tidak berguna apa yang ia dapatdaripada dunia, jika kelak ia akan kembali ke sini.”
Hikayat tersebut memberi pelajaran, bahwa terkadang kita memandang sesuatu yang kasat mata saja. Secara lahiriah Si Mukmin menderita karena sepanjang hari tak mendapatkan ikan satu pun, namun karena kesabarannya ternyata Allah SWT telah menyiapkan Surga yang tak tergambarkan kenikmatannya.
Kesabaran adalah keutamaan hidup yang tak mengenal batas ruang dan waktu. Kesabaran adalah ketinggian akhlak yang tiada batas.
Kesabaran tak bisa lepas dari rasa iman, karena kesabaran adalah salah satu inti keimanan. Dengan puasa di bulan mulia ini semoga dapat menjadi sarana kita menahan diri dari amarah sehingga kita menjadi golongan orang-orang sabar. Sebagaimana firman Allah,"Haiorang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Baqarah: 153). (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.