Kisah Inspiratif
Cerita Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal, Membangun Jembatan untuk Warga Kulon Progo
Namun siapa sangka, Kombes Pol Alfian juga memiliki hati yang mulia dimana ia membantu memudahkan mobilitas warga di Padukuhan Parakan, Sidomulyo,
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepemimpinan yang melayani adalah ketika saya sebagai pemimpin bersedia melayani masyarakat dan menghasilkan nilai manfaat yang positif.
Demikian yang disampaikan Alfian Nurrizal seorang perwira polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang baru saja membangun sebuah jembatan dipelosok desa Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Kombes Pol Alfian kini bertugas sebagai Dirlantas Polda DIY sejak Oktober 2022 silam.
Kepiawainnya memimpin jajaran Polisi lalu lintas tak diragukan lagi.
Namun siapa sangka, Kombes Pol Alfian juga memiliki hati yang mulia dimana ia membantu memudahkan mobilitas warga di Padukuhan Parakan, Sidomulyo, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo dengan cara membangun sebuah jembatan.
Baca juga: Batalnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ferry Kodrat: Ini Kelam Banget
Sosok Kombes Pol Alfian sangatlah ramah, bahkan jauh dari kesan Polisi yang selama ini dinilai sangar, kaku dan sulit tersenyum.
Hal ini lah yang mungkin menjadi salah satu alasan dirinya diterima di kalangan masyarakat.
"Kepemimpinan yang melayani adalah ketika saya sebagai pempin bersedia melayami masyarakat dan memberikan manfaat yang positif," kata Alfian, dijumpai di kantor Ditlantas Polda DIY, Kamis (30/3/2023).
Pembangunan jembatan sepanjang 18 meter dengan lebar 2,4 meter itu dimulai sejak 22 Januari 2023 dan selesai pada 22 Maret 2023.
Hal yang melatarbelakangi pembangunan jembatan di sana lantaran ia merasa prihatin sebab masyarakat di padukuhan Parakan, Kutogiri, Talunombo, Secang hingga Padukuhan Mancetan harus menyeberangi sungai untuk beraktivitas setiap hari.
Melihat kondisi tersebut, Alfian sebagai seorang Polisi ingin menciptakan role model bahwa Polisi jangan melakukan pendekatan hukum saja melainkan pendekatannya lebih kepada pengayoman, perlindungan dan pelayanan.
"Ketika ada kesulitan permasalahan kita juga harus hadir. Setelah saya dapat info dari media sosial, saya cek ternyata setelah disana itu (Parakan) anak SD untuk menempuh ke sekolahnya harus menyeberang sungai atau kali," jelasnya.
Ketika survei lokasi, Alfian turut menjajal tantangan menyeberangi sungai di Padukuhan Parakan tersebut.
"Ternyata arusnya cukup deras. Mirisnya itu kalau mereka gak nyebrang sungai itu mereka harus jalan sejauh 4 kilometer. Pergi-pulang jadinya 8 kilometer. Bayangkan kalau anak SD-nya sudah kelas lima atau enam kalau masih ujian badan sudah lelah harus berpikir dikelas kan gak fokus," ucapnya.
Ia pun merasa terguhah untuk membangun sebuah jembatan atas dasar niat tulus membantu meringankan beban masyarakat di sana.
"Karena saya melihat anak-anak ini penerus bangsa. Jadi saya tergugah untuk membangun jembatan," ujarnya.
Penantian Jembatan 40 Tahun
Tepat pada 22 Januari 2023 Alfian selesai berdiskusi dengan warga setempat dan memulai pengerjaan pembangunan jembatan tersebut.
Keberadaan jembatan itu sebenarnya sudah diimpikan warga sejak 40 tahun silam.
Pernyataan itu disampaikan perangkat padukuhan setempat kepada Kombes Alfian
"Mereka bilang, pak kami mau bikin jembatan. Disana itu jalannya belum tertata. Memang ada dana desa, terus saya bilang, dana desa bisa buat jalan gak? Mereka jawab bisa. Ya, sudah saya yang bikin jembatannya kalau gitu," terang dia.
"Dukuh dan panewu di sana juga bilang, warga sudah menginginkan jembatan sejak 40 tahun lalu," sambungnya.
Alasan lain Kombes Pol Alfian membangun jembatan di sana juga lantaran ia melihat adanya toleransi umat beragama yang begitu hangat terlihat.
"Ada gereja dan masjid itu berdampingan hanya berjarak sekitar 300 meter. Inilah miniatur Indonesia yang sesungguhnya. Bahkan pemakaman pun di sana menjadi satu," ucapnya.
Setelah menemukan kesepakatan, Alfian lantas menghubungi rekannya ahli arsitektur dan teknik sipil untuk merancang desain jembatan yang akan dibangun.
Selesai Sebelum Malam Tarawih Pertama Bulan Ramadan
"22 Januari saya survei dan sepakat mulai membangun. Saya waktu itu minta harus selesai sebelum malam tarawih pertama bulan Ramadan," tutur pria asal Sumenep, Madura ini.
Akhirnya warga setempat bergotong royong untuk mengerjakan konstruksi jembatan.
"Allah yang menggerakan itu semua. Jembatan itu selesai pas sebelum malam tarawih pertama," ungkap mantan Kapolresta Surakarta ini.
Alasan ia memiliki keinginan menyelesaikan jembatan sebelum malam tarawih pertama sangatlah sederhana namun mendalam.
"Supaya masyarakat tidak perlu lagi menyeberang sungai kalau mau salat tawarih. Ketika sudah ada jembatan kan ibadah menjadi khusyuk dan tenang," ungkap perwira yang pernah bertugas di Jember.
Kini jembatan itu telah diresmikan dan dapat dinikmati warga masyarakat di sana.
Selain membangun jembatan, Kombes Alfian juga memprakarsai pembangunan sebuah masjid di Kabupaten Gunungkidul. (hda)
| Cerita Usaha Pinggir Jalan Menjawab Budaya Nongkrong Mahasiswa Yogyakarta |   | 
|---|
| Wanita Asal Gunungkidul Sukses Perkenalkan Batik hingga ke Jepang |   | 
|---|
| Cerita Warga Bantul Mengubah Sampah Kantong Plastik Jadi Rajutan Aksesoris |   | 
|---|
| Cerita Mbah Sastro Warga Magelang Berusia 103 Tahun, Ungkap Rahasia Umur Panjang |   | 
|---|
| Kisah Penjual Basreng Alun-Alun Kidul Yogyakarta dari Digendong hingga Naik Motor |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.