Ledakan di Magelang

KISAH Korban Ledakan Mercon Kaliangkrik Magelang Merangkak di Antara Puing-puing Bangunan

Cerita Nailatul Mukhasanah (16) warga Dusun Junjungan,Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang selamat dari ledakan mercon

Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting
Nailatul Mukhasanah korban selamat ledakan mercon | Penampakan lubang yang diduga sebagai sumber ledakan di Kaliangrik Magelang, Selasa (28/3/2023) 

Tribunjogja.com Magelang - Peristiwa ledakan di Kaliangkrik Magelang masih menyisakan kisah traumatik bagi warga yang terdampak.

Setidaknya itu yang dialami oleh Nailatul Mukhasanah (16) warga Dusun Junjungan,Desa Giriwarno, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.

Dia adalah satu diantara warga yang terdampak langsung dari peristiwa ledakan dari bahan baku mercon yang diracik oleh korban meninggal Muhfid.

Kejadian ledakan yang bertepatan dengan malam ke-5 Ramadan (26/3/2023) sekira pukul 20.00 WIB.

Beruntung dia selamat dari kejadian nahas itu.

Namun Nailatul Mukhasanah sempat dilarikan ke RSUD Tidar karena mengalami luka ringan dan sesak nafas imbas ledakan.

Nailatul Mukhasanah diizinkan pulang pada Senin (27/3/2023) pukul 24.00 WIB.

Saat ditemui di rumahnya yang juga hancur imbas kejadian tragis itu, Nailatul Mukhasanah menceritakan detik-detik malam mengerikan tersebut.

Ia mengatakan, awalnya tak ada tanda-tanda yang janggal sebelum ledakan dahsyat itu terjadi .

Dia dan keluarganya tetap menjalani aktivitas seperti biasa saat bulan Ramadan.

"Namun, karena saya sedang sakit malam itu, tidak pergi ke masjid untuk salat tarawih.

Tim Labfor saat melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian ledakan bahan obat mercon Dusun Junjungan,Giriwarno, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Senin (27/3/2023).
Tim Labfor saat melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian ledakan bahan obat mercon Dusun Junjungan,Giriwarno, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Senin (27/3/2023). (Tribunjogja.com/Nanda Sagita)

"Sedangkan, Ibu dan Ayah tetap pergi untuk melaksanakan salat di masjid,"ujarnya Selasa (28/3/2023).

Karena merasa kurang sehat, Nailatul Mukhasanah memutuskan untuk istirahat di kamar bagian depan dari rumahnya.

Belum sempat tertidur nyenyak, dirinya dikejutkan dengan suara ledakan yang sangat keras sekali.

Jarak rumahnya dengan sumber ledakan terbilang dekat hanya berjarak beberapa rumah saja.

"Suara ledakan sangat besar sekali seperti bom, keras sekali.

"Saya menjerit meminta tolong sambil membaca Istighfar, tetapi di rumah tidak ada siapa-siapa.

Baca juga: Asal Usul Bahan Petasan yang Meledak di Kaliangkrik Magelang, COD Secang hingga Muntilan

"Saya kira itu kiamat soalnya itu ledakan besar sekali. Ledakan cuma sekali tapi langsung besar,"ucapnya sambil mengingat kejadian tersebut.

Seketika ledakan tersebut terjadi, lanjutnya, sebuah material yang diduga berasal dari atap rumah menimpa kepalanya.

Tak hanya itu, listrik pun padam membuat kondisi rumah menjadi gelap gulita.

"Kepala saya langsung pusing,material itu menimpa kepala saya dekat telinga kanan. Saya hanya bisa menangis.

"Kondisi sekitar gelap lampu mati dan tercium aroma seperti bau petasan. Di situ, saya langsung mencoba merangkak mencari jalan keluar rumah sambil menangis dan
menjerit minta tolong.

Sekitar 10 meter saya merangkak dari kamar menuju depan rumah,"ungkap siswi kelas X SMA Islam Sudirman Kalingkrik ini.

Ia melanjutkan, saat merangkak mencari jalan keluar yang diingatnya hanya Ibu dan Ayahnya.

Sambil merangkak, dirinya mengaku sudah banyak material rumahnya yang berjatuhan di lantai.

"Di bawah sudah banyak material genteng. Saya kira sudah kiamat itu.

"Alhamdulillah, saat merangkak itu tidak kena apa-apa jadi tidak ada luka. Yang saya ingat saat itu hanya kedua orang tua saya"terangnya.

Setelah berhasil merangkak dan sampai di depan pintu ke luar rumah, Nailatul Mukhasanah mengatakan, kondisi sekitar sudah berasap pekat.

Dirinya langsung ditolong oleh warga yang sudah ramai di lokasi tersebut.

"Saya langsung dibopong. Dan, dibawa ke Puskesmas. Sesampai di Puskesmas saat dirujuk untuk mendapatkan pengobatan di RSUD Tidar. Saya bersama dua orang korban lain
yakni Nurhayah dan Naela Janur,"tuturnya.

Ia mengatakan, sewaktu di rumah sakit langsung diberi oksigen, disuntik, dan diinfus juga. Sementara itu, untuk kondisinya sekarang dirinya mengaku sudah lebih baik.

"Sudah lebih baik, cuma masih ada pusing di kepala itu. Ini belum sekolah karena memang minta izin ke sekolah,"urainya.( Tribunjogja.com/Nanda Sagita)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved