Mutiara Ramadan
Tamu Agung
Ramadan telah tiba, bulan yang kehadirannya dirindukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Oleh: Noor Shofiyati, Guru MTsN 9 Bantul
TRIBUNJOGJA.COM - Ramadan telah tiba, bulan yang kehadirannya dirindukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Kenapa bulan ini dirindukan kehadirannya? Padahal ada kewajiban menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Menahan lapar dan dahaga di saat cuaca yang sangat panas.
Bukankah ini tidak mudah dijalankan? Ramadan adalah bulan di mana pahala dilipatgandakan, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, bulan yang semua waktu di dalamnya penuh keberkahan.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits riwayat Ahmad yang artinya: “Telah datang Bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan”.
Tamu itu telah hadir di tempat kita, rumah kita. Apakah kita telah berbenah? Padahal tamu itu akan menetap hingga sebulan lamanya. Akankah kita tetap bersikap biasa saja seperti saat tak ada tamu agung? Ramadan datang membawa berkah untuk semua. Sudah sepantasnya disambut dengan istimewa.
Sebagai tuan rumah yang baik, seyogyanya kita menyambut hadirnya tamu agung itu (baca: Ramadan) dengan baik pula.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan: pertama, bertaubat. Taubat secara bahasa berarti kembali. Imam Al Ghazali menekankan bahwa para pelaku ibadah diharuskan untuk bertaubat karena dua hal: untuk mendapatkan pertolongan Allah dan untuk mencapai ketaatan. Tiada manusia yang luput dari dosa.
Sengaja atau tidak, mungkin kita pernah melanggar larangan-larangan Allah, maka kita harus bertaubat.
Memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan, sebagai bentuk ketaatan kita pada Allah dan sebagai sarana untuk mendapatkan pertolongan-Nya.
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”.
Kedua, berilmu. Mengapa harus berilmu? Tanpa ilmu, boleh jadi seseorang yang sedang berpuasa tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya itu membatalkan puasa. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al Isra (17) ayat 36 yang artinya: "Janganlah mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggungjawabaannya".
Di bulan Ramadan ini kita harus membekali diri dengan ilmu, agar ibadah yang kita lakukan sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rasulullah SAW. Usia dan kesibukan bukanlah alasan yang dibenarkan bagi seseorang untuk tidak menunutut ilmu. Banyaknya program, kebaikan, dan ibadah dapat menjadi petaka jika tidak tahu ilmunya.
Ketiga, memohon pertolongan Allah. Segala sesuatu di dunia ini terjadi atas izin Allah. Kita dapat berpuasa dan menjalankan ibadah-ibadah lain di bulan Ramadan juga atas pertolongan Allah.
Tanpa pertolongan-Nya boleh jadi kita tidak kuat berpuasa. Banyak orang berbadan sehat dan kuat tetapi tidak mampu berpuasa.
Oleh karena itu kita harus selalu berdoa memohon pertolongan Allah agar tetap istiqomah dalam menjaga kualitas ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan ini.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits riwayat Turmuzi: “Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering”.
Ramadan bulan yang kita rindukan itu telah datang. Bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan tempat kita menempa diri untuk menghadapi sebelas bulan berikutnya.
Mari kita ambil bagian di dalamnya. Menjadikan diri sebagai pribadi yang semakin dekat dengan Allah SWT, mampu mengendalikan hawa nafsu, serta memiliki kepeduliaan terhadap sesama. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.