Menilik Kebun Kurma Terluas yang Ada di DIY, Jumlahnya Mencapai Lebih dari 5.000 Pohon
Usut punya usut, berdirinya Kebun Kurma Ngadinah sejak 2016 itu bertujuan untuk menarik generasi muda terjun bercocok tanam.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pohon kurma umumnya tumbuh subur di daerah yang kering, panas dan memiliki cukup lahan pasir.
Namun, hal itu tidak menjadi hambatan bagi Suparyoto (65) atau yang kerap disapa Paryoto, untuk bercocok tanam pohon kurma di negara beriklim tropis serta kaya akan kondisi tanah masam.
Usut punya usut, berdirinya Kebun Kurma Ngadinah sejak 2016 itu bertujuan untuk menarik generasi muda terjun bercocok tanam.
Sebab, saat ini generasi muda yang mau meneruskan profesi sebagai petani dinilai minim.
Kini Paryoto mampu mengelola lebih dari 5.000 pohon kurma di lahan seluas 3.500 meter persegi dengan memberdayakan beberapa orang dalam menjalankan bisnis tersebut.
Baca juga: FOTO-FOTO Kebun Kurma di Berbah Sleman DIY yang Memiliki Jumlah Tanaman Lebih dari 5.000 Pohon
Jumlah pohon yang ditanam olehnya menjadi yang terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Tapi, jumlah pohon yang saya tanam itu hanya terdiri atas beberapa jenis. Karena saya harus bisa menyesuaikan tumbuhan itu dengan iklam Indonesia. Sehingga, tanaman itu bisa tumbuh subur," ucapnya kepada awak media di tempat usahanya yang berada di Jalan Karangasem, Padukuhan Gamelan, Kalurhan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Kabupaten Sleman, Minggu (26/3/2023).
Setidaknya ada sembilan jenis pohon kurma yang ia tanam, meliputi kurma ajwa, kurma barhee, kurma KL-1 atau kolak one, kurma medjool, kurma sukari, kurma khalas, kurma zaghloul, kurma khenaizi dan kurma mazafati.
"Bersyukurnya, pohon kurma yang saya tanam itu tumbuh dengan tidak mengenal musim. Jadi tumbuhan itu berbuah dengan sistem menyusul seperti kepala," tutur Paryoto.
"Kalau di Arab itu umumnya berbunga pada musim dingin atau sekitar Januari. Nah, kalau di sini atau di tempat yang saya kelola ini, rata-rata mereka berbunga sekitar Agustus sampai November. Kemudian selang empat sampai lima bulan baru bisa penan," sambung dia.
Baca juga: KISAH Warga Kaliangkrik Magelang Selamat dari Ledakan 7,5 Kg Bahan Baku Mercon
Akan tetapi, dalam sekali panen kurma, Paryoto hanya memperoleh tujuh sampai sembilan tandan kurma.
Di mana satu tandan buah tersebut setara dengan 20 kilogam kurma.
Artinya, dalam satu kali panen, Paryoto bisa memperoleh 140 sampai 180 kilogram kurma.
Kendati begitu, ia tidak berfokus terhadap penjualan buah kurma, melainkan fokus terhadap penjualan bibit kurma.
Sehingga, Paryoto bisa maraih omzet sekitar Rp5 juta per bulan.
"Kurma itu, kalau buah pertama kali paling tidak sudah berusia selama minimal empat tahun atau 22 bulan. Dan nanti, hasil produksi buah kurma yang baik itu biasanya berusia 15-150 tahun," tambah dia.
Di sisi lain, Paryoto menyebut, pohon kurma umumnya bisa bertahan sampai lebih dari 200 tahun. Walau demikian, untuk bercocok-tanam pohon tersebut di Indonesia setidaknya diperlukan sistem perawatan tersendiri.
Cara merawat pohon kurma di iklm tropis
Tumbuh di iklim tropis, menjadi tantangan tersendiri bagi Paryoto saat merawat pohon kurma.
Sebab, dia harus bisa memperhatikan kadar air yang hendak diserap oleh pohon kurma.
"Kalau musim hujan biasanya pohon itu enggak saya kasih air. Tapi kalau enggak musim hujan, biasanya seminggu sekali saya kasih air," paparnya.
"Kalau musim hujan gini tidak ada perawatan khusus, tapi biasanya akan ada jamur di pohon kurma. Jadi biasanya saya semprot insektisida untuk membasmi jamur yang tumbuh di pohon itu," tambah Paryoto.
Ia pun harus rutin menyemberikan cairan pestisida sekali dalam sebulan untuk membasmi hama yang kerap hinggap di pohon kurma.
"Salah satu hama yang paling sulit dikendalikan itu kembang tanduk. Makanya buah kurma juga banyak yang habis kalau tidak ditutupi dengan plastik atau disemprot dengan pestisida. Sebenarnya, hewan itu juga biasa ada di kelapa sawit," jelas Paryoto.
"Kalau soal alam itu kan bisa disiasati. Misalnya, kondisi tanah di tempat saya itukan banyak batunya jadi harus saya keduk (gali) setengah meter, biar pohon itu bisa ditanam dengan baik," lanjut dia.
Kemudian, mengenai suhu udara di Indonesia, pihaknya pun menyebut bahwa hal itu bukan menjadi hambatan yang berarti untuk menjalankan bisnis kebun pohon kurma.
"Pohon kurma itu bisa tumbuh di suhu 7-50 derajat celsius. Jadi kalau masyarakat mau menanam pohon kurma di halaman rumah juga bisa. Asalkan pemberian pupuk maupun zat kimia lainnya diberikan tanpa berlebihan," tandas Paryoto. (*)
Dari Restoran ke Akuaskap, Kisah Lozaz Andrean Bangun Lembah Aquatic |
![]() |
---|
Kisah Penjual Buku Bekas di Yogyakarta yang Tetap Bertahan Meski Tergilas Zaman Digital |
![]() |
---|
Kisah Mutia, Pecatur Muda Bantul Menenun Mimpi di Dunia Busana di UNY |
![]() |
---|
Cerita Supatmi Warga Klaten Menunggu 34 Tahun Diangkat Jadi Pegawai Negeri |
![]() |
---|
Cerita Pedagang Bendera Asal Garut Buka Lapak di Kabupaten Klaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.