UII Ambil Sumpah 71 Apoteker Baru, Berperan Penting Edukasi Masyarakat tentang Obat
Seorang apoteker harus pintar mengambil peluang inovasi, cepat memprediksi perubahan dan memiliki digital skill
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Universitas Islam Indonesia (UII) mengambil sumpah 71 apoteker baru di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Selasa (21/3/2023) secara luring dan daring.
Ketua Program Studi Studi Profesi Apoteker (PSPA) UII, Dr. Farida Hayati mengatakan, pascapandemi ini, kesehatan menjadi hal yang penting untuk terus diperhatikan.
“Apoteker sebagai drug informer memiliki peran penting melayani masyarakat untuk mendapatkan edukasi tentang obat yang tepat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pandemi tidak hanya memberikan pelajaran berupa tingginya tuntutan profesionalisme kerja apoteker tapi juga kecerdasan pemanfaatan teknologi dan kompetensi di bidang sosial.
“Maka, seorang apoteker harus pintar mengambil peluang inovasi, cepat memprediksi perubahan dan memiliki digital skill,” tutur dia.
Ia melanjutkan, PSPA UII terus menyiapkan lulusannya melalui proses pembelajaran dengan metode Case Based Learning (CBL) dan praktek kerja di instansi rumah sakit, apotek, PBF, puskesmas, industri, dan pemerintahan.
Metode pembelajaran yang digunakan selain memperkuat keilmuan juga mengasah softskill yang dibutuhkan dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
“Persiapan menghadapi Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) juga dilakukan secara sistematis,” terangnya.
Ia juga berbangga karena PSPA UII telah terakreditasi unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes).
Periode sumpah kali ini menurutnya menggembirakan sekaligus membanggakan, karena predikat akreditasi unggul yang diperoleh dan kelulusan UKAI yang tinggi pada periode terakhir.
Ditambahkan Farida, terdapat dua lulusan terbaik yang mendapatkan predikat cumlaude yakni apt. Era Ayuk Adistia, S.Farm. dan apt. Novita Ayu Wardhany, S.Farm. yang mendapatkan apresiasi berupa pin emas dan CDC Award.
Pin emas merupakan bentuk apresiasi dari UII atas prestasi yang telah dicapai.
Sedangkan, CDC Award berupa trofi dan hadiah sebesar Rp 1.500.000,- merupakan apresiasi dari PT. Catur Dakwah Crane Farmasi, salah satu mitra PSPA UII yang peduli terhadap bidang pendidikan apoteker.
Selain itu, PSPA UII juga memberikan penghargaan kepada peraih nilai UKAI tertinggi yang pada periode ini diraih oleh apt. Era Ayuk Adistia, S.Farm. dengan capaian nilai 90,50.
Secara keseluruhan PSPA UII juga meluluskan 21 lulusan dengan predikat cumlaude.
PSPA UII berkomitmen menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan kemampuan akademik yang kompeten, serta softskill yang mendukung untuk berkiprah di bidang kefarmasian.
Ditegaskan Farida Hayati, dengan kurikulum baru PSPA tahun 2022, proses pembelajaran semakin didominasi praktik yang dilengkapi dengan penyelesaian kasus riil kefarmasian.
“Keunggulan kurikulum PSPA UII adalah di bidang promosi kesehatan serta adanya Interprofessional education (IPE) dalam proses pembelajaran. Kolaborasi antar tenaga kesehatan perlu dipupuk sejak masa pembelajaran melalui IPE. Saat ini untuk pelaksanaan IPE, PSPA telah menggandeng Fakultas Kedokteran UII dan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sebagai mitra,” tutupnya. (*)
UII Gelar Job Fair, Ada 14 Perusahaan Buka Loker |
![]() |
---|
FTSP UII Kuatkan Jejaring Global, Ikutkan Mahasiswa dalam Program Pertukaran |
![]() |
---|
Sikapi Tantangan Ekonomi, IKATI UII Dorong Mahasiswa Intip Peluang Wirausaha |
![]() |
---|
UII dan FOKI Gagas Skema Beasiswa untuk Mahasiswa Kedokteran Palestina |
![]() |
---|
UII-NLR Paparkan Dampak Perubahan Iklim terhadap Disabilitas dan Penderita Kusta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.