Erupsi Gunung Merapi
Cerita Petani di Desa Krinjing Magelang, Was-was Harga Cabai Turun karena Abu Vulkanik Gunung Merapi
Sekitar dua tangkup cabai diambil dan ditaruh di atas tampah. Tangan Sundari kembali mengayun-ayunkan tampah itu. Begitu jejak abu dirasa sudah tak
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Tangan Sundari tampak cekatan mengayak cabai hasil panen yang terselimuti abu vulkanik Gunung Merapi.
Tangannya memegang dua sisi tampah kecil dan diayunkan naik turun berulang kali.
Hamburan tipis abu terlihat jatuh dan terbawa angin.
Seolah diabaikan, tebaran abu itu menempel di tangan, baju, dan topi hitamnya.
Meninggalkan jejak putih yang terlihat sulit dihilangkan.
Baca juga: Bakal Jadi Tiang Pancang Jalan Tol Jogja-Solo, Tanah di Ringroad Masuk Tahap Penyelidikan
Sekitar dua tangkup cabai diambil dan ditaruh di atas tampah. Tangan Sundari kembali mengayun-ayunkan tampah itu.
Begitu jejak abu dirasa sudah tak lagi menempel di kulit cabai, Sundari meletakkan cabai ke tempat lain untuk dikemas dalam plastik.
Terus diulang hingga gunungan cabai di depannya habis.
"Cabainya harus diayak agar abu yang menempel hilang. Kalau dibersihkan pakai air, nanti malah busuk," katanya kepada Tribun Jogja, Senin (13/3/2023).
Sundari adalah satu dari ribuan warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang berprofesi sebagai petani cabai dan terdampak erupsi Gunung Merapi.
Abu vulkanik yang disemburkan Gunung paling berapi di perbatasan DIY-Jawa Tengah pada Sabtu (11/3/2023) lalu, membuat seluruh lahan di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, putih pucat. Akibatnya, seluruh hasil panen warga terlapisi abu, begitu juga dengan tanaman cabai milik Sundari.
Lahan cabai milik wanita berusia 30 tahun itu seluas 3.000 meter persegi. Dalam satu kali tanam, lahan itu bisa dipanen sebanyak 20 kali, yang mana tiap sekali panen menghasilkan 60-an kilogram (kg) cabai. Ia mengaku rutin memanen cabai tiap lima hari sekali.
"Kemarin Rabu (8/3/2023) sebelum erupsi, saya panen dapat 67 kg. Kalau hari ini (Senin, 13/3/2023) dapat 68 kg, sama yang pethek (cacat) 1 kg, biasanya tidak ada. Kalau suhunya panas seperti pas erupsi ini memang bisa bikin cabai pethek," ungkapnya.
Meski hasil panen kali ini lebih banyak daripada lima hari lalu, namun warga Dusun Krajan, Desa Krinjing itu mengaku sedih dan was-was. Sebab, seluruh cabai hasil panennya terkena abu vulkanik. Menurutnya hal itu berakibat kualitas cabai menurun, buahnya lunak, dan mudah busuk.
Gunung Merapi Luncuran Lava Pijar Sebanyak 8 Kali Selama 6 Jam Terakhir |
![]() |
---|
Enam Jam Terakhir, Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Enam Kali ke Arah Kali Bebeng dan Krasak |
![]() |
---|
Update Aktivitas Gunung Merapi 5 Juni 2025: Teramati 4 Kali Guguran Lava ke Arah Barat Daya |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan Lava Pijar Sebanyak 7 Kali Selama 6 Jam Terakhir |
![]() |
---|
Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava Pijar Sejauh 1800 Meter Dini Hari Tadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.