Gelar Rakor, BBVet Wates Perkuat Sistem Kesehatan Hewan dan Kesmavet
Balai Besar Veteriner Wates menggelar rapat koordinasi (rakor) penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet).
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Besar Veteriner Wates menggelar rapat koordinasi (rakor) penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet).
Tema besar yang diusung dalam rakor tersebut adalah Memperkuat Sistem Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dalam Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit dan Krisis Pangan.
Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Hendra Wibawa mengatakan rakor ini merupakan kegiatan yang rutin diadakan untuk menjalin komunikasi dan koordinasi pihak-pihak terkait kesehatan hewan dan kesmavet di bawah naungan Balai Besar Veteriner Wates, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.
Ia menyebut sistem kesehatan hewan di wilayahnya sudah terbentuk, namun harus diperkuat. Apalagi menghadapi berbagai penyakit hewan, yang berdampak pada ekonomi, krisis pangan, dan zoonosis.
"Untuk memperkuat sistem kesehatan hewan tentu dari sisi manajemennya. Mulai dari pangan hingga produksi. Kalau pakannya sehat, pasti juga akan berpengaruh pada kesehatan hewan, sehingga bisa reproduksi dengan bagus. Nah kemudian itu akan menghasilkan produk hewan yang baik juga,"katanya di sela rakor di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Kamis (23/02/2023).
"Kita belajar dari pengendalian PMK, mungkin tidak berdampak pada manusia, tetapi berdampak pada ekonomi dan krisis pangan, khususnya protein hewani. Produksi yang tidak bagus juga bisa menularkan penyakit ke manusia, misalnya Toxoplasma, Tuberkulosis. Nah semuanya ini saling berkaitan,"ujarnya.
Untuk memperkuat sistem kesehatan hewan dan kesmavet juga dibutuhkan kerja sama berbagai pihak, termasuk peternak. Peternak juga diminta segera melapor jika ternaknya sakit, sehingga pengendalian penyakit hewan bisa cepat ditangani.
Yang tak kalah penting juga adalah komitmen dari pemangku kebijakan dalam mendukung pengendalian penyakit.
"Kalau tidak ada komitmen juga percuma juga sehingga harus dilakukan bersama. Dimulai dari sinkronisasi program dari pusat hingga daerah, kemudian komunikasi, koordinasi, hingga evaluasi terus dilakukan. Dan didukung oleh komitmen dari pemangku wilayah,"lanjutnya.
Sementara itu, Koordinator Pengamatan Penyakit Hewan mewakili Direktur Kesehatan Hewan, Syafrison Idris menambahkan karena Balai Besar Veteriner Wates mengampu tiga provinsi, maka banyak hal yang perlu dikoorinasikan dalam upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit, khususnya penyakit menular.
"Saat ini kan isu yang aktual adalah PMK dan LSD, sehingga rakor ini juga difokuskan pada isu tersebut. Pengendalian penyakit dilakukan sembari melakukan penguatan sistem kesehatan hewan nasional, perlu dilakukan simultan,"tambahnya.
Menurut dia, pengendalian penyakit hewan, khususnya penyakit menular yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Wates sudah baik. Tentunya dalam pengendalian penyakit hewan diperlukan kerja sama dari semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan di lapangan, laboratorium, dan masyarakat. (maw)
Balai Besar Veteriner (BBVet)
Kesehatan Hewan
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Lumpy Skin Disease (LSD)
Pastikan Daging Kurban Layak Konsumsi, DPKH Gunungkidul Terjunkan Ratusan Petugas |
![]() |
---|
Gunungkidul Perkuat Pertahanan Ternak Lewat Vaksinasi dan Edukasi Massal Antraks |
![]() |
---|
Waspada, Pemda DIY Terima Laporan 26 Ternak Sapi dan Kambing di Gunungkidul Terindikasi Antraks |
![]() |
---|
Antraks di Gunungkidul, BBVet Wates Periksa 10 Sample Tanah dari Lokasi Kandang |
![]() |
---|
Pedagang Ternak Sleman Resah, Harga Sapi Anjlok hingga Rp 2 Juta Imbas Penyakit PMK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.