Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Cegah Gangguan Mental pada Korban Kekerasan, RSJ Grhasia Luncurkan Layanan Trauma Healing
Layanan tersebut diresmikan untuk mendorong upaya penanggulangan dampak kekerasan terutama yang dialami perempuan dan anak.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia menyediakan layanan trauma healing dan Visum et Repertum sejak 22 Februari 2023.
Layanan tersebut diresmikan untuk mendorong upaya penanggulangan dampak kekerasan terutama yang dialami perempuan dan anak.
Direktur RSJ Grhasia dr Akhmad Akhadi Syamsu Dhuha mengatakan, beberapa kejadian seperti kecelakaan, bencana, kekerasan seksual, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dapat menimbulkan trauma.
Jika tidak dilakukan penanganan dengan baik, trauma akan menjelma menjadi gangguan mental Post-traumatic stress disorder (PTSD).
Menurutnya, kasus kekerasan terutama pada anak dan perempuan banyak terjadi di masyarakat, tidak terkecuali di DIY.
Baca juga: UKM UNY Dampingi Anak-anak Terdampak Gempa Cianjur, Fokus Pemulihan Trauma Pascabencana
Pada semester 1 tahun 2022 berdasarkan data dari DP3AD DIY, tercatat sebanyak 654 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Banyaknya kejadian tersebut mendorong Pemda DIY membangun program penanggulangan dampak kekerasan terutama yang dialami perempuan dan anak," terang Akhmad, Jumat (17/2/2023).
Trauma healing adalah suatu proses memulihkan korban secara mental dan emosional dari ketakutan di masa lalu, melalui kegiatan-kegiatan pendampingan, konsultasi dan konseling psikologis untuk membangun kembali kepercayaan diri, terapi pengalihan, dan terapi ventilasi sehingga seseorang yang mengalami trauma akibat kekerasan dapat kembali pulih dan terbebas dari rasa takut.
"Unit ini dibangun di zona perawatan dalam lingkungan RS Jiwa Grhasia DIY, dan merupakan unit yang secara khusus akan memberikan pelayanan pengobatan trauma fisik, dan pemulihan trauma psikis yang dialami korban tindak kekerasan," katanya.
Fasilitas pelayanan trauma healing ini diberi nama Wisma Pringgodani. Penyematan nama Pringgodani berasal dari sebuah tempat pertapaan sekaligus tempat mengasah penguatan jiwa Raden Gatotkaca dalam epos Mahabarata.
Selanjutnya penyematan nama Pringgodani ke fasilitas pelayanan di RS Jiwa Grhasia DIY memiliki filosofi bahwa tempat ini diharapkan dapat menjadi tempat yang baik dalam melakukan pertapaan (kontemplasi atau tilik jiwa) dan pemulihan konstitusi (kekuatan) mental.
Baca juga: Siyem Mulai Bisa Tersenyum Walau Masih Trauma dengan Longsor di Semin Gunungkidul
Sesuai namanya, maka seluruh civitas hospitalia RS Jiwa Grhasia DIY siap menjadikan Wisma Pringgodani sebagai tempat pemulihan trauma khususnya trauma akibat tindak kekerasan, sehingga orang yang mengalami trauma terbebas dari PTSD, dan kembali pulih sedia kala sebelum mengalami trauma.
"Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY juga siap menerapkan dan mengembangkan metode-metode pemulihan khususnya pemulihan trauma psikis bagi korban tindak kekerasan," sambungnya.
Selain sebagai tempat pemulihan trauma, Wisma Pringgodani juga sebagai tempat pelayanan Visum et Repertum (VetR). Tindak kekerasan selalu dekat dengan penegakan aspek hukum, di mana dalam penegakan aspek hukum membutuhkan alat bukti.
Alat bukti dalam tindak kekerasan salah satunya adalah Visum et Repertum.
Di samping sebagai alat bukti dalam proses penegakan hukum tindak kekerasan, VetR juga dibutuhkan dalam proses hukum perdata, seperti proses adopsi anak, proses bagi waris, dan proses keperdataan lainnya. ( Tribunjogja.com )
Dispar DIY Luncurkan Calender of Event, Sport Tourism Terus Dieksplor |
![]() |
---|
Film 1 Kakak 7 Ponakan, Drama Keluarga yang Hangat di Penutupan JAFF 2024 |
![]() |
---|
Festival Angkringan Yogyakarta 2024: Angkat Kuliner Ikonik dengan Sentuhan Modern |
![]() |
---|
Formulasi Kenaikan UMP Mestinya Disesuaikan dengan Kondisi Daerah |
![]() |
---|
Pemda DIY Ikuti Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.