Perang Rusia Vs Ukraina

Washington Berkelit soal Nord Stream, Minta Jurnalis Tanya ke Denmark

Jubir Kemenlu AS Ned Price berkelit Washington tak punya otoritas menyelidiki ledakan Nord Stream. Ia minta jurnalis bertanya ke Denmark.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Southfront.org
Gas metana muncul ke permukaan Laut Baltik di dekat Pulau Bolstrom Denmark setelah diledakkan tim khusus operasi rahasia AS yang diperintahkan Presiden Joe Biden dan timnya. Peristiwa sabotase objek vital ini terjadi 26 September 2022. 

Ia mengatakan penghancuran pipa terjadi karena Presiden AS Joe Biden "lebih suka melihat Jerman membeku daripada Jerman mungkin berhenti mendukung Ukraina."

Sementara itu, ketika ditanya tentang kemungkinan penyelidikan PBB terhadap sabotase Nord Stream, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan badan dunia itu perlu “memiliki mandat, yang jelas tidak kami miliki.”

Denmark, yang perairannya terjadi ledakan, adalah anggota NATO. Denmark dan Swedia menolak permintaan Rusia yang ingin ikut dalam penyelidikan. Sekjen NATO saat ini adalah mantan Perdana Menteri Norwegia.

Parlemen Rusia Tuntut PBB

Komite Hubungan Internasional Parlemen Rusia telah menyetujui mosi untuk meminta Dewan Keamanan PBB untuk menyelidiki ledakan Nord Stream.

Proposal itu menggambarkan ledakan itu sebagai "tindakan terorisme internasional" dan "sabotase yang mengerikan".

Mereka menyerukan PBB meminta pertanggungjawaban baik mereka yang memberi perintah maupun mereka yang melakukannya.

Tindak pidana tersebut telah mengancam keamanan seluruh Eurasia, TASS melaporkan, mengutip teks dokumen tersebut.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden dianggap memberikan perintah ilegal dan memikul tanggung jawab penuh atas kerusakan multi-miliar dolar pada infrastruktur Rusia, Jerman, Prancis, dan Belanda.

Ini menggambarkan sabotase pipa yang menimbulkan kerusakan jangka panjang pada keamanan, ekonomi, dan lingkungan di seluruh wilayah.

Anggota parlemen juga merujuk laporan Seymour Hersh, yang menggambarkan bagaimana jaringan pipa rusak dalam operasi bersama antara AS dan Norwegia.

Karena itu tindakan AS membutuhkan penyelidikan internasional yang menyeluruh, hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab dan kompensasi atas kerusakan yang ditimbulkan.

Laporan mendalam Seymour Hersh ini tidak mendapatan perhatian besar media arus utama AS dan Eropa.

Hersh bahkan dianggap hanya membuat tulisan di blog, dan umumnya media meremehkan reputasi Hersh yang sudah lebih dari 50 tahun jadi jurnalis.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved