Berita Sleman Hari Ini

BPK RI Sebut Kurikulum Pendidikan Akuntansi di Perguruan Tinggi Harus Diubah

Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr Agus Joko Pramono, MAcc., Ak, CSFA., CPA, CFrA, QGIA, CGCAE hadir dalam acara Seminar dan Temu Alumni

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Wakil Ketua BPK RI Dr Agus Joko Pramono (tengah) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr Agus Joko Pramono, MAcc., Ak, CSFA., CPA, CFrA, QGIA, CGCAE hadir dalam acara Seminar dan Temu Alumni dengan tema “Profesionalisme Akuntan dalam Antisipasi Krisis Ekonomi Dunia,” di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Sabtu (4/2/2023).

Ia mengatakan bahwa peran akuntan yang penting adalah dalam penyediaan data yang akurat dan komprehensif lalu yang paling penting adalah mempertajam kemampuan melakukan analitikal data untuk pengambilan keputusan.

“Sehingga akuntan bisa menjadi mitra strategis pemerintah menyajikan data yang baik serta memperkuat budaya akuntabilitas dan governance serta problem solver dalam permasalahan tertentu,” katanya.

Baca juga: Bakpia Kukus Tugu Jogja Buka Store di Malioboro, Gandeng UMKM Penuhi Kebutuhan Pasar Oleh-oleh

Joko menambahkan penting dalam pengambilan keputusan ini adalah dengan memahami data yang lalu, menyajikan data yang sekarang dan memproyeksikan kira-kira dalam bentuk ini ke depan seperti apa.

Namun ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh lulusan akuntansi di kampus untuk menelaah itu semua tidak cukup.

“Karena saya melihat trend dalam pelaporan keuangan sudah ke ESG (Environmental, Social and Corporate Governance) dan SDGs (Suistainable Development Goals). ESG adalah standar praktis bisnis yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan, sosial dan tata kelola usaha yang baik dan ini trend yang menarik minat investor dari dunia usaha," ternag Joko.

Lalu SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia termasuk Indonesia guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi kemiskinan dan ini berisi 17 tujuan.

Sementara ilmu ESG dan SDGs ini ilmunya bukan dari akuntan. Jadi, ia menambahkan, akuntansi yang bisnisnya katanya laporan keuangan harus menambah ilmunya dengan ESG dan SDGs yang selama ini tidak dipelajari di kampus.

“Akuntan yang saya lihat ada selisih antara yang dibutuhkan dan diajarkan. Karena itu harus kurikulum pendidikan akuntansi di Perguruan Tinggi harus diubah,” kata Joko berharap.

Selanjutnya Kepala Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis UGM Prof Dr Abdul Halim MBA, CA dalam keynote speech mengatakan going concern atau kelangsungan hidup suatu entitas sebuah usaha dalam laporan keuangan tercermin dalam menjaga kode etik.

Ia sependapat dengan Joko bahwa perguruan tinggi terutama akuntansi perlu menyempurnakan kurilkulum sesuai dengan perkembangan.

"Karena itu pada acara temu tepat digunakan untuk sharing ilmu dari titik pandangan pemerintahan dan swasta," 

Di bagian lain Pengusaha dan Ketua Umum KEIND (Kamar Entrepreneur Indonesia) Afda Rizal Armashita SE, M.Hum, Ak.CA mengungkapkan peran UMKM sebagai kekuatan ekonomi Indonesia sangat besar.

Baca juga: KONDISI Terkini Pasien Bayi yang Jarinya Putus Tergunting, Operasi Penyambungan 1,5 Jam

"Karena itu kalau UMKM dikuatkan tidak akan terjadi resesi," ucapnya.

Afdal menambahkan, itu harus diperkuat dari sisi UMKM.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved