Perang Rusia Vs Ukraina

Rusia Tuduh Ukraina Picu Konflik Sektarian Karena Persekusi Gereja Ortodoks

Rusia memperingatkan persekusi Ukraina terhadap Gereja Ortodoks Kanonik Rusia bisa memicu konflik sektarian di Eropa.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Alexander NEMENOV / AFP
Polisi memblokir Lapangan Merah menjelang protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Moskow tengah pada 24 Februari 2022. 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan persekusi Kiev terhadap Gereja Ortodoks Rusia kanonik dapat memicu konflik sektarian.

Menurut Rusia, persekusi terhadap Gereja Ortodoks kanonik yang sudah sangat tua dan berpengaruh, dapat mengakibatkan konflik terbesar dalam sejarah Eropa modern.

Hal ini dikemukakan Gennady Askaldovich, perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri Rusia untuk kerja sama di bidang kepatuhan terhadap hak kebebasan beragama.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzya mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Januari, Rusia mengetahui Ukraina ingin menghapus Gereja Ortodoks Ukraina yang kanonik.

Metropolitan Anthony dari Volokolamsk, Kepala Departemen Hubungan Gereja Eksternal Patriarkat Moskow, memperingatkan efek kasus uskup di Kiev.

Baca juga: NATO Bantu Ukraina atau NATO Perangi Rusia? Pakar Ini Beber Faktanya

Baca juga: Menlu Jerman : Jerman Sedang Berperang Melawan Rusia

Penyelidikan kriminal terhadap uskup dan pendeta Gereja Ortodoks Ukraina telah diajukan dengan alasan yang tidak masuk akal.

Para pemuka agama ortodoks Rusia itu dituduh berkolaborasi dengan pihak Rusia, dan melakukan Tindakan mata-mata serta membantu invasi Rusia ke Ukraina.

Askaldovich melanjutkan dengan mengatakan barat telah memulai serangan besar-besaran terhadap semua orang Rusia, termasuk perwakilan dari Gereja Ortodoks Rusia.

"Sejak awal operasi militer khusus, kami telah menyaksikan serangan frontal terhadap segala sesuatu yang berbau Rusia di luar negeri,” katanya.

“Proses negatif ini juga tidak melewati Gereja Ortodoks Rusia. Perwakilannya di sejumlah negara yang tidak bersahabat, serta pendeta autocephalous gereja, telah mengalami tekanan moral dan psikologis yang parah," kata Askaldovich.

Dia menyebutkan para pendeta Ortodoks ditekan untuk mengecam aksi militer Moskow di Ukraina dan kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin/

Mereka juga diminta memutuskan hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia, dan untuk mempromosikan gereja skismatis Ukraina.

Salah satu contoh yang dia kemukakan pada pertemuan tersebut adalah pencabutan kewarganegaraan Ukraina dari pendeta Gereja Ortodoks Ukraina.

“Merampas kewarganegaraan tokoh agama Ukraina tidak diragukan lagi merupakan bentuk represi politik massal, yang bertentangan dengan Konstitusi Ukraina dan perjanjian internasional yang telah ditandatangani oleh negara tersebut,” kata Anthony.

Pada 24 November 2022, kantor berita Rusia Interfax melaporkan Verkhovna Rada Ukraina mendaftarkan RUU yang menyerukan penerapan larangan nasional terhadap Gereja Ortodoks Rusia di Ukraina.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved