Merti Umbul Manten, Merawat Mata Air Gunung Merapi yang Mengalir Deras

Merti Umbul Manten digelar warga tiga kelurahan, Umbulharjo, Hargobinangun dan Kepuharjo di Cangkringan Sleman. Umbul Manten ini dua mata air Merapi.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumarga
Tokoh Kaliurang Mbah Bejo Wiryanto dan Lurah Umbulharjo Danang Sulistyo memimpin acara tradisi b udaya Merti Umbul Manten di dasar Kali Kuning, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DIY, Selasa (24/1/2023). 

Seusai acara, Lurah Umbulharjo Danang Sulistyo menjelaskan, tradisi merti umbul ini awalnya dimulai ketika warga Umbulharjo melakukan acaa dandan kali.

Ini kegiatan bersih-bersih dan memperbaiki lingkungan di sekitar Kali Kuning yang jadi lokasi keluarnya mata air besar di lereng Merapi.

Persisnya kapan kegiatan ini dilakukan, Danang sudah tidak tahu lagi. Sekarang kegiatan diperluas melibatkan warga di dua kapanewon atau kecamatan, Pakem dan Cangkringan.

“Harapan kita, lewat Merti Umbul Manten ini debit tetap besar dan mencukupi masyarakat, dan lebih banyak lagi masyarakat di Kota Yogya dan Sleman yang menikmati,” kata Danang.  

Ia juga berharap tradisi budaya seperti ini diikuti seluruh warga, sehingga memahami betapa pentingnya mata air ini bagi kehidupan sekitar.

Pemilihan pohon Pule sebagai tanaman yang digunakan untuk penghijauan, menurut Danang karena tanaman ini dikenal kuat menyimpan air.

Dari kedua mata air besar inilah sesungguhnya Gunung Merapi mengalirkan sumber kehidupan bagi ribuan penduduk dari lereng hingga kakinya.

Lebih jauh lagi ada ribuan warga di Kota Yogya dan Sleman yang menikmati air dari kedua umbul ini karena PDAM dan perusahaan air minum daerah (PT Anindya) di DIY turut menangguk berkahnya.

Lokasi mata air ini cukup mudah didatangi, meski jalurnya cukup berat karena harus menuruni tebing timur Kali Kuning yang tingginya sekira 100 meter.

Tebing berpasir ini sangat curam. Tapi ada dua jalur setapak yang biasa digunakan warga untuk naik turun kawasan ini, terutama untuk mencari rumput atau kayu bakar.

Jalur pertama yang agak landai namun panjang rutenya ada di sisi barat Dusun Pangukrejo. Jalur setapak kedua ada di hutan pinus Taman Nasional Gunung Merapi di sisi barat Dusun Ngrangkah.

Jalur kedua ini curam, tapi jauh lebih dekat dan lebih cepat sampai ke Umbul Manten. Keduanya cocok untuk rute treking alam bebas untuk pemula.

Bagi yang belum tahu, dari mata air Umbul Manten inilah aliran air sungai Kali Kuning tidak pernah putus dan kering.

Di spot lava tour Merapi, ribuan jip wisata dan para wisatawan setiap hari turut menikmati “mandi air” di area  lava tour Kali Kuning.

Terus menghulu di aliran Kali Kuning, air dari Umbul Lanang dan Umbul Wadon dinikmati warga kiri kanan sungai, baik untuk pertanian, wisata maupun keperluan sehari-hari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved