Tol Solo Jogja
Cerita Makam Tua Angker yang Diterjang Trase Tol Solo-Jogja di Wilayah Boyolali
satu makam tua di wilayah Boyolali terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja, Makam tersebut berada di Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit, Boyolali.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Boyolali - Pengerjaan proyek strategi nasional (PSN) Tol Solo-Jogja masih terus berlanjut mulai dari pembebasan lahan hingga pengerjaan konstruksi di beberapa wilayah.
Tol Solo-Jogja ini berjalan dari dua arah, Jogja ke Solo dan Solo ke Jogja.
Nantinya pengerjaan konstruksi tersebut masuk dalam paket pekerjaan seksi 1 Tol Solo-Jogja yang menghubungkan Kartasura hingga Purwomartani di Sleman dengan panjang 42,37 km.
Trase yang dilewati Tol Solo-Jogja itu pun beragam, mulai persawahan, pekarangan, rumah hingga pemakaman.
Termasuk satu makam tua di wilayah Boyolali terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja, Makam tersebut berada di Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit, Boyolali.

Baca juga: Exit Tol Jogja-YIA Kulon Progo Dibangun di Empat Wilayah Ini
Baca juga: Tol Jogja-Solo Seksi 3 Melayang di Atas Ringroad Barat tapi Menjauh dari Mlangi
Makam itu semula berada di pinggir sungai.
Tepat disebelah utara makam itu merupakan sawah kas desa.
Makam itu ternyata bukan sembarang makam.
Warga menyebutnya makam angker.
Begitu juga dengan sawah kas desanya.
Tak kalah angkernya.
Joko Sutopo, salah satu warga, mengaku pengalaman mistis selalu bermunculan dari makam tersebut.
Cerita soal makam angker itu sudah melegenda.
"Yang sawah di utaranya (makam) itu juga. Selama ini apa ada yang mau garap (menggarap sawah)," jelasnya kepada TribunSolo.com, Selasa (24/1/2023).
Tak adanya warga yang mau menggarap sawah itu bukan tanpa sebab. Termasuk dirinya sendiri.
"Saya nggak mau (garap). La wong minta tumbal, siapa yang mau garap," jelasnya.
Dia menceritakan jika sawah itu akan meminta tumbal kepada penggarapnya.
Awalnya, penunggu ghaib akan memberikan hasil panen kepada penggarap.
Setelah beberapa kali diberikan hasil panen, penunggu ghaibnya itu akan menemui si penggarap sawah.
"Dulu pernah ada yang garap. Setelah dua kali panenan. Jarannya (kuda peliharaannya) mati semua," tambahnya.
Saat ini, keberadaan sawah itu sudah tak bisa ditemui.
Sawah tersebut sudah terkena pengerjaan proyek tol Solo-Jogja dan ditimbun tanah urug.
Kepala Desa, Kateguhan, Handoyo membenarkan hal itu.
Sebelumnya pihaknya sudah memberikan informasi kepada pelaksana jalan tol mengenai trase yang akan dilalui jalan tol.
"Saya cerita kondisi makamnya itu seperti ini, gini-gini (angker). Tapi tidak tahu, akhirnya trase yang dipilih tetap ini (menerjang makam)," ujarnya.
Dia juga tak menampik jika sawah milik kas desa itu tak ada yang mau menggarap.
Setiap kali lelangan sawah, sawah itu tak ada yang meminati.
Bahkan, pihaknya yang meminta uang sewa hanya Rp500 ribu setahun saja, tetap tak membuat warganya tertarik.
"Memang sawahnya itu juga angker. Pernah ada yang garap, setelah panen dua kali, terus ditemui ular raksasa (ghaib) diatasnya," pungkasnya. (Tri Widodo/Tribunsolo)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.