Wisata Jogja

Kampung Ketandan, Kawasan Pecinan di Yogyakarta yang Cocok Dikunjungi saat Imlek

Tahun Baru Imlek sebentar lagi tiba, di Yogyakarta ada sebuah kampung pecinan bernama kampung ketandan yang wajib anda kunjungi menjelang Imlek

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM
Suasana Kampung Ketandan, Kawasan Pecinan di Kota Yogyakarta menjelang Hari Raya Imlek 

Rumah-rumahnya kebanyakan dibangun dua lantai memanjang ke belakang, dan digunakan sebagai toko sekaligus rumah pemiliknya hingga sekarang lazim disebut rumah toko atau ruko.

Sebagian besar penduduk berprofesi pedagang emas dan permata, toko kelontong, toko herbal, kuliner juga berbagai toko penyedia kebutuhan pokok.

Baru menjelang tahun 1950-an, hampir 90 persen penduduknya mulai beralih usaha ke toko emas. Pada tahun 1955, Toko emas pertama di Jogja berdiri dikawasan ini pula.

Masyarakat Tionghoa memang sangat berperan dalam penguatan kegiatan perekonomian Jogja semenjak 200 tahun yang lalu.

Mereka bisa membaur dengan pedagang pasar, pedagang Malioboro dan warga Jogja pada umumnya.

Sampai sekarang daerah ini masih menjadi salah satu pusat keramaian yang selalu dikunjungi para penggiat ekonomi.

Tan Jing Sing, Tokoh Tionghoa di Kampung Ketandan, Yogyakarta

Keberadaan Kampung Ketandan tidak lepas dari salah satu tokoh bernama Tan Jin Sing (1760-1831). Ia adalah seorang Kapiten Tionghoa.

Menurut T.S. Werdaya dalam Tan Jin Sing: Dari Kapitan Tionghoa Sampai Bupati Yogyakarta, Tan Jin Sing merupakan putra dari seorang bangsawan Jawa.

Ayahnya adalah Demang Kalibeber di Wonosobo, sedangkan ibunya masih keturunan Sultan Amangkurat dari Mataram, yang bernama Raden Ayu Patrawijaya.

Ketika Tan Jin Sing masih bayi, ayahnya meninggal dunia. Lalu, ada saudagar Tionghoa bernama Oie The Long yang merasa kasihan padanya dan memutuskan untuk mengadopsinya.

Tan Jin Sing tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan pandai. Ia mampu menguasai 3 bahasa, yakni Hokkien, Mandarin, dan Inggris.

Ketika beranjak dewasa, ia pun berteman dekat dengan Raffles, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda saat itu.

Ketandan, sebagai daerah Pecinan di Yogyakarta
Ketandan, sebagai daerah Pecinan di Yogyakarta (Bramasto Adhy/ Tribun Jogja)

Kemudian Tan Jin Sing menjadi penghubung antara Sri Sultan Hamengku Buwono III dengan Gubernur Jenderal Raffles.

Karena jasanya itu, Sri Sultan HB III mengangkatnya sebagai bupati dan diberi gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved