Berita Sleman Hari Ini

Dinding Dapur Rumah Soekarno di Sleman Retak Diduga karena Getaran Alat Berat Pembangunan Tol

Rumah milik Soekarno,  pensiunan TNI Angkatan Laut (AL), di dusun Jembangan- Pundong 4, Kalurahan Tirtoadi, Kabupaten Sleman rusak. Dinding bagian dap

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Istri Soekarno, Hastiyah menunjukkan retakan pada dinding bagian belakang rumahnya. Retakan tersebut semula kecil kemudian diduga membesar akibat getaran alat berat dari pembangunan jalan tol Jogja-Bawen. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rumah milik Soekarno,  pensiunan TNI Angkatan Laut (AL), di dusun Jembangan- Pundong 4, Kalurahan Tirtoadi, Kabupaten Sleman rusak. Dinding bagian dapur dan dinding ruang kamar mandi retak.

Retakan tersebut diduga akibat getaran alat berat yang digunakan untuk pengerjaan konstruksi pembangunan jalan tol Jogja - Bawen seksi 1 yang menghubungkan junction Sleman hingga Banyurejo. 

"Dulu retaknya dikit. Kemudian diperbaiki, dikasih papan dan dikasih besi. Tapi ada pengeboran itu (pembangunan jalan tol Jogja-Bawen) malah tambah lebar (retaknya)," kata Soekarno, ditemui di rumahnya, Senin (23/1/2023). 

Soekarno bercerita, retakan pada dinding belakang rumahnya itu mulai terlihat membesar antara bulan November dan Desember tahun 2022.

Bulan pastinya, Ia tidak begitu ingat. Tetapi, yang jelas retakan mulai melebar ketika ada pengeboran konstruksi jalan tol disekitar rumahnya. 

Baca juga: Terdapat 949 Kasus DBD dengan 5 Kasus Meninggal Dunia di Bantul Selama 2022

Rumah Soekarno berada di pinggir selokan Mataram dengan luas tanah 810 meter persegi. Saking dekatnya, pekarangan rumah Soekarno juga tergerus pembangunan jalan tol dua kali.

Yaitu, pada pengadaan lahan tahap satu terdampak seluas 21 meter. Kemudian, ada tambahan lahan karena ada review design seputar Selokan Mataram terdampak lagi seluas 87 meter. 

Kini, tak jauh dari rumahnya sedang dibangun konstruksi jalan tol.

Pembangunan menggunakan alat berat itu, membuat getaran dirasakan cukup kuat oleh warga sekitar lokasi. Dampaknya, retakan pada dinding dapur dan kamar mandi rumah Soekarno yang semula kecil merekah lebih besar.

Rekahan memanjang dari dinding belakang sampai dinding bagian depan kamar tersebut. Rekahan melewati bagian lantai. 

"Saya takutnya kalau hujan deras," kata Soekarno, pemilik penghargaan medali bintang Seroja, yang melewati masa tuanya di rumah tersebut, bersama sang Istri, Hastiyah. 

Hastiyah mengatakan , gemuruh yang ditimbulkan dari aktivitas alat berat pembangunan jalan tol Jogja-Bawen di dekat rumahnya dirasakan cukup kuat.

Bahkan menyerupai getaran gempa bumi. Menurut dia, pada satu ketika saking kuatnya suara gemuruh tersebut hampir semua tetangganya berhamburan keluar rumah dan naik ke tepi Selokan Mataram. Warga menduga gemuruh tersebut adalah Gempa Bumi. 

"Ternyata pengeboran jalan tol. Suaranya seperti gempa. Warga sudah naik (tepi Selokan Mataram) semua," kata dia. 

Terpisah, Sekretaris Kalurahan Tirtoadi, M Ridwan mengatakan, sudah ada beberapa laporan warga yang rumahnya rusak diduga akibat getaran alat berat dari pembangunan jalan tol Jogja-Bawen.

Namun, sejauh ini pihaknya belum melakukan pendataan secara ril berapa rumah yang rusak.

Sepengatahuan dirinya, rumah warga yang rusak ada di padukuhan Sanggrahan dan di padukuhan Jembangan. Pihaknya juga sudah menyampaikan kerusakan tersebut ke pihak pelaksana jalan tol

"Yang jelas sudah ada. Kita sampaikan ke pihak pelaksana. Pihak tol, iya (menyampaikan akan ada kompensasi), tapi belum tau kapan. Akan disurvei dulu. Teknisnya seperti apa, kami juga belum tau," kata Ridwan.

Menurutnya, sebelum mulai ada pengerjaan pembangunan jalan tol, di padukuhan Sanggrahan pernah ada pemotretan di tiap rumah penduduk. Sehingga ketika ada kerusakan dapat diketahui, apakah itu rusak sudah lama atau rusak akibat alat berat jalan tol

Tribun Jogja sudah berusaha mengonfirmasi kerusakan rumah warga diduga akibat pembangunan jalan Tol tersebut ke Humas PT Jasamarga Jogja- Bawen (JJB), Danindra Ghuasmoro.

Namun hingga berita ini ditulis, belum ada respon.

Baca juga: Puncak Arus Balik Imlek 2023 Penumpang di YIA Tembus Kisaran 13 Ribu Orang

Sebelumnya, Danindra pernah menyebut bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti terkait dampak lingkungan akibat pembangunan proyek jalan tol dan jika sudah ada update perkembangan akan segera diinformasikan. 

Tambahan Lahan

Diketahui, pembangunan jalan tol Jogja - Bawen seksi 1 (Junction Sleman - Banyurejo) terus berproses. Pada awal Januari capaian kontruksi sudah mencapai 22,2 persen.

Kini, seiring kontruksi berjalan, pelaksanaan pengadaan tambahan tanah juga berproses setelah IPL terbit. Tim satuan tugas (satgas) pengadaan lahan tambahan segera dibentuk. 

Pembangunan jalan tol Jogja-Bawen di seksi 1 sepanjang 8,8 kilometer ini mengalami review design di seputar Selokan Mataram sehingga mengharuskan ada tambahan lahan seluas 188.075 meter persegi atau (18.8 hektare) dengan luas bidang 399 bidang. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved