Tips dan Cara
5 Tips dan Cara Jitu Mendaki Gunung Agar Tidak Cepat Lelah, Pemula Wajib Tahu Jurus Ini
Mendaki gunung merupakan aktivitas menyenangkan sekaligus menantang, berikut tips agar tidak kelelahan ketika mendaki gunung
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan

TRIBUNJOGJA.COM - Kebanyakan pendaki pemula mengeluh capek saat mendaki. Perjalanan yang panjang dan medan terjal membuat tubuh pendaki cepat lelah.
Gejala kelelahan yang mereka alami, diantaranya: kaki terasa berat, badan lemas, jalan sempoyongan dan pundak terasa sakit.
Sebenarnya, mereka tidak mau menjadi beban bagi rombongannya, tapi kondisi memang tidak mendukung.
Jika keadaan tersebut dipaksakan, pendaki pemula akan kehilangan motivasi untuk mencapai puncak.
Baca juga: 5 Tips dan Cara Tidur Nyenyak Saat Camping di Gunung
Pada kasus ekstrem, pendaki pemula yang memaksakan diri bisa sakit karena kelelahan dan kedinginan.
Alhasil, tim pendakian butuh bantuan tim SAR untuk evakuasi korban.
Agar kejadian yang tidak diinginkan terjadi, berikut tips agar mendaki gunung tidak mudah lelah.
Tips ini cocoku untuk para pemula agar dapat menjaga stamina fisik tubuh saat perjalanan mendaki gunung.
1. Lakukan latihan fisik sebelum mendaki gunung
Cara mendaki gunung agar tidak cepat lelah yang pertama adalah miliki fisik yang bugar dan kuat.
Kebugaran fisik adalah salah satu rahasia para pendaki yang dapat berjalan jauh tanpa merasa lelah.
Baca juga: Tips dan Cara Aman Buang Air Besar Saat Anda Naik Gunung atau Di Alam Liar
Kalau di ibaratkan motor, pendaki yang bugar itu memiliki mesin motor yang selalu prima dengan CC besar. Jadi, dia dapat melaju dengan cepat dan tidak mudah lelah.
Kamu juga bisa mendapatkan fisik yang bugar. Syaratnya, kamu harus mau latihan. Setidaknya, kamu perlu latihan fisik selama 2 minggu sebelum naik gunung. Begini porsi latihannya:
Hari ke 1-3: Setiap hari, lakukan jogging 1 km dengan ritme santai, lanjut dengan push up 10x, sit up 10x, squat jump 10x.
Hari ke 4-6: Setiap hari, lakukan jogging 2,4 km, lanjut dengan burpees (squat thrust) 30x.
Hari ke 7: Istirahat.
Baca juga: 4 Cara Menentukan Arah Mata Angin Menggunakan Tanda Alam Jika Kamu Tak Punya Kompas
Hari ke 8-10: Setiap hari, lakukan jogging 5 km, lanjut dengan peregangan tubuh untuk mendapatkan kelenturan. Kamu bisa melakukan peregangan ala atlet beladiri atau meniru gerakan yoga. Fokus pada kelenturan sendi.
Hari ke 11-13: Berenang 500m, lanjut dengan latihan burpees (squat thrust) 50x.
Hari ke 14: Istirahat. Setelah beristirahat selama 3-5 hari, silakan memulai pendakian.
2. Mendakilah dengan kecepatan dan irama yang stabil
Mendaki itu bukan lari jarak pendek (sprint), mendaki itu seperti lari maraton.
Kamu perlu mendapatkan kecepatan dan ritme langkahmu sendiri agar tidak mudah lelah.
Hal ini dikarenakan kondisi fisikmu berbeda dengan kondisi fisik orang lain.
Panjang langkah kakimu berbeda dengan jangkauan kaki orang lain.
Agar tidak cepat lelah, mendakilah dengan kecepatan dan irama yang stabil.
Satu tarikan nafas untuk 3 langkah, hembusan nafas berikutnya untuk 3 langkah berikutnya.
Kamu bisa mengatur kesesuaian jumlah langkah dan irama nafas sesuai kondisi medan.
Tapi, kami ingatkan lagi! Konsistensi itu penting.
Jika kamu nyaman dengan 3 langkah hirup nafas dan 3 langkah buang nafas, ya konsisten dengan hal tersebut.
Jika perlu kamu hitung, tujuannya untuk membiasakan diri.
3. Beristirahatlah sebentar ketika nafas tidak stabil dan detak jantung terlalu cepat
Beristirahat di sela aktivitas mendaki itu penting.
Istirahat dengan teratur dapat menjaga ritme mendaki. Di sela istirahat, kamu dapat makan, minum dan bersendau-gurau dengan teman-temanmu.
Ada dua jenis istirahat saat mendaki gunung:
- Istirahat penuh. Istirahat penuh adalah memberhentikan rombongan pendakian di pos atau lokasi datar untuk mengistirahatkan diri dalam jangka waktu lama. Biasanya pendaki akan langsung mempersiapkan alat masak atau mendirikan tenda.
- Istirahat sejenak. Istirahat sejenak adalah istirahat di sela-sela pendakian untuk memulihkan diri. Biasanya, pendaki yang bugar cukup beristirahat 5-10 menit untuk perjalanan 1 jam mendaki gunung. Jangan beristirahat lama di fase ini, karena otot tubuh akan kembali masuk fase rest dan pendaki bisa terserang kedinginan.
4. Biasakan mendaki dengan langkah pendek secara konsisten
Tips mendaki gunung agar tidak cepat lelah selanjutnya adalah melangkah dengan langkah kecil secara konsisten.
Di awal pembahasan kami sudah menjelaskan bahwa mendaki gunung itu seperti orang berlari maraton.
Jadi, kamu dapat mengambil teknik atlet pelari maraton untuk mendaki gunung. Misalnya, teknik bernafas, teknik afirmasi diri dan teknik berlari atlet maraton.
5. Biasakan berpijak dengan seluruh telapak kaki, bukan ujung kaki
Kesalahan pendaki pemula yang mengeluh cepat lelah adalah cara berpijaknya salah.
Pendaki pemula selalu asal dalam memilih pijakan saat mendaki, menurut mereka itu tantangan.
Padahal, jika tanah atau batu pijakan mereka terlalu kecil, mereka akan berpijak dengan ujung kaki. Ini membuat otot betis dan paha cepat lelah.
Solusinya, biasakan diri untuk mencari pijakan yang lebar. Dan pastikan kamu berpijak dengan seluruh telapak kaki.
Daya dorong dari pijakan seluruh telapak kaki berasal dari otot rangka tubuh, jadi, kamu tidak akan mudah lelah. Ini terdengar hal sepele, bukan?
Tapi, pendaki pemula sering melakukan kesalahan mendasar ini.
(MG Muhammad Zaky Ramadhani)
Manfaat dan Cara Menyimpan Makanan dengan Daun Pisang, Solusi Ramah Lingkungan dari Alam |
![]() |
---|
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Minyak Goreng Agar Tidak Cepat Bau Tengik |
![]() |
---|
Panduan Memilih Sayur, Buah, Daging, Ikan, dan Telur Segar saat Belanja di Pasar Tradisional |
![]() |
---|
Trik Menyimpan Bumbu Dapur Perbawangan Agar Awet dan Tidak Cepat Busuk |
![]() |
---|
Belajar dari Kru Film: Manajemen Waktu hingga Kerja Tim yang Bikin Produktif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.