Tiga Kendala yang Dihadapi Kulon Progo dalam Upaya Percepatan Investasi

Untuk menumbuhkan investasi di Kulon Progo, DPMPTSP pada 2022 telah memetakan lahan yang tersedia digunakan untuk investasi di Kapanewon Sentolo

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
Dok.Humas Diskominfo Kulon Progo
Paparan strategi percepatan investasi Kulon Progo di ruang menoreh, Selasa (10/1/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Persoalan kemitraan pasar, ruang promosi dan penyediaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) center menjadi kendala dalam upaya menciptakan peluang investasi di Kulon Progo.

Oleh karenanya, pemerintah setempat segera mengatasi permasalahan itu untuk mempercepat investasi di daerah ini. 

Kepala DPMPTSP Kulon Progo, Heriyanto, mengatakan ada 8 bidang usaha kerajinan yang terdapat di Kulon Progo.

Meliputi kerajinan sabut kelapa, kain, manik-manik, kulit, logam, rajut, serat alam, kayu dan bambu. 

Setelah DPMPTSP Kulon Progo melakukan desk investasi selama 3 hari, hasil identifikasi permasalahan terkait permodalan tidak begitu signifikan.

Adapun yang signifikan terkait persoalan kemitraan pasar, ruang promosi termasuk penyediaan UMKM Center. 

"Ini (persoalan) harus diobati untuk meningkatkan pelaku usaha yang ada yang saat ini baru menyasar 80 pelaku usaha. Harapannya, menjadi basic OPD yang menangani seperti Disdagin dan Dinas Koperasi dan UKM," ucapnya saat pemaparan strategi percepatan investasi di Kulon Progo, Selasa (10/1/2023). 

Ia mencontohkan, kapasitas produksi serat alam di Kulon Progo untuk diekspor seperti keranjang baru 29.250 per bulan yang maksimalnya bisa 42.400 per bulan.  

Kemudian, kerajinan asal Kulon Progo itu masih dijual ke luar daerah seperti Bantul dan Semarang untuk selanjutnya diekspor. 

Hal ini juga harus ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bagaimana mereka memiliki pintu ekspor sendiri. 

Mantan Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo itu menyebut, ada beberapa jenis usaha di Kulon Progo yang memiliki potensi ekspor. Yaitu traktor, wig dan arang briket.

Untuk menumbuhkan investasi di Kulon Progo, DPMPTSP pada 2022 telah memetakan lahan yang tersedia digunakan untuk investasi di Kapanewon Sentolo. 

"Ada 2 yang sudah clear and clear yang pemilik lahannya boleh dan sudah kami tawarkan ke calon investor. Nanti kita kembangkan yang lainnya sehingga menjadi satu promosi kawasan industri," kata Heri. 

Hasil dari sistem online single submission (OSS), total ada 6.196 terbit izin usaha selama periode Januari - Desember 2022. Sementara, ada 1.023 kegiatan usaha yang tidak direalisasikan sehingga dilakukan pencabutan. 

Adapun, kegiatan usaha di sektor perindustrian disebutnya tertinggi dalam pertumbuhan investasi di Kulon Progo.

Disusul perdagangan, pariwisata, Perumahan dan Pertanian. 

"Di sektor industri paling tinggi industri kerupuk di Pengasih, keripik (Samigaluh), roti (Panjatan), rumah makan dan warung, gula semut (Kokap) serta pengolahan makanan lainnya," paparnya. 

Sementara, progres investasi pembangunan hotel di Kulon Progo meliputi Cordia Hotel Yogyakarta, Grand Dafam Signature YIA, Iblis Hotel, Novotel dan Swiss-Belhotel dengan total keseluruhan ada 720 kamar. 

Dikatakan Hari, realisasi investasi di Kulon Progo mencapai nilai triliun rupiah pada saat pembangunan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

Sebab, ada pembelian lahan dan pembangunan fisik dalam kurun waktu 2018 sampai dengan 2020. 

Sedangkan, realisasi investasi menurun pada 2020 karena pembangunan Bandara YIA telah selesai. 

Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana, menekankan kajian proses bisnisnya dalam upaya pertumbuhan investasi ketimbang pembangunan pembangunan infrastrukturnya. 

Serta, melihat potensi yang tidak dimiliki oleh wilayah lain di DIY seperti keberadaan Bandara YIA yang merupakan pelabuhan kargo terbesar.

Saat ini, YIA baru melayani 5 persen dari kemampuan kargo yang dimilikinya.

Pemkab Kulon Progo juga bersepakat ada semacam upaya untuk menjadikan YIA sebagai agregator ekspor bukan hanya untuk Kulon Progo melainkan DIY, Jawa Tengah sisi selatan dan Jawa Timur sisi barat.

Seperti diketahui, Bandara YIA pernah didarati beberapa kali pesawat Antonov yang merupakan pesawat terbesar di dunia.

Saat itu mengangkut barang dari Jawa Timur untuk dieskpor. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved