Dinkes Kulon Progo Catat Lebih dari 400 Pelajar di Wates Alami Gejala Keracunan Diduga dari MBG
Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami mengatakan setidaknya ada lebih dari 400 pelajar yang dilaporkan mengalami gejala keracunan
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo hingga kini terus menyisir pelajar yang mengalami gejala keracunan makanan di Kapanewon Wates. Gejala muncul diduga dari makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disantap pada Rabu (30/07/2025).
Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami mengatakan setidaknya ada lebih dari 400 pelajar yang dilaporkan mengalami gejala keracunan makanan.
"Sampai hari ini tercatat ada 400-an pelajar, sampai sekarang pendataan masih terus berjalan," kata Budi dihubungi pada Jumat (01/08/2025).
400-an pelajar tersebut berasal dari 4 sekolah yang ada di Kapanewon Wates. Berdasarkan laporan sebelumnya, terbanyak berasal dari SMP Negeri 2 Wates dan SMP Muhammadiyah 2 Bendungan.
Menurut Budi, sebagian besar pelajar kondisinya sudah membaik dan sudah masuk sekolah lagi. Namun sebagian lagi memutuskan istirahat di rumah lantaran masih lemas akibat gejala keracunan berupa diare dan muntah.
"Selain itu masih ada 1 orang yang dirawat di RSUD Wates, tapi kondisinya juga semakin membaik," ujarnya.
Budi menyayangkan peristiwa keracunan makanan diduga karena MBG kembali terjadi. Sebab kejadian serupa belum lama ini juga terjadi di Wates, menimpa belasan pelajar Taman Kanak-kanak.
Pihaknya hanya bisa memberikan imbauan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar lebih memperhatikan kebersihan dan keamanan makanan yang diolah. Koordinasi pun telah dilakukan bersama SPPG, pihak sekolah, serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora).
"Sebab yang punya kewenangan langsung terhadap SPPG hanya pemerintah pusat, kami di daerah tidak punya kewenangan," jelas Budi.
Adapun Dinkes Kulon Progo hanya dilibatkan sebelum SPPG beroperasi. Seperti dalam mendampingi juru masak serta memastikan keamanan kondisi dapur hingga alur pengolahan makanannya.
Budi telah memastikan kasus keracunan makanan ini akan diusut tuntas. Sampel dari makanan, muntahan, dan tinja telah diambil dan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
"Kami juga sudah melakukan evaluasi berdasarkan hasil investigasi yang disampaikan ke SPPG terkait," katanya.
Budi berharap segera ada evaluasi dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan MBG di daerah. Harapannya, kasus dan potensi keracunan makanan tidak terulang lagi.
Bupati Kulon Progo Agung Setyawan juga menyatakan tidak bisa melarang atau bahkan membekukan operasional SPPG imbas dari keracunan makanan. Sebab pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk itu.
Namun pihaknya bisa melakukan pembinaan terhadap SPPG agar lebih berhati-hati dalam mengolah dan menyiapkan makanan MBG. Imbauan pun sudah diberikan ke SPPG terkait.
"Kami di daerah saat ini fokus untuk penanganan pada pelajar yang mengalami keracunan," jelas Agung.(alx)
Respons Hasil Lab Penyebab Keracunan MBG di Wates, SPPG Janji Jaga Prosedur Pengolahan |
![]() |
---|
Puluhan Ribu Lapangan Kerja Baru Lahir dari Program MBG di Sleman |
![]() |
---|
Kulon Progo Dinyatakan Bebas Penyakit Frambusia oleh Kemenkes RI |
![]() |
---|
MBG Bukan Sekadar Makan Gratis, Tapi Mesin Ekonomi Baru di Kabupaten Sleman |
![]() |
---|
Dampak Dahsyat MBG di Sleman: Dari Petani, UMKM, hingga Tenaga Kerja Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.