BPBD Catat Total Kejadian Bencana di Bantul pada 2022 Meningkat Dibanding Tahun 2021

Angka bencana sepanjang tahun 2022 meningkat jika dibandingkan di tahun 2021 lalu, yakni sebanyak 372 kejadian bencana.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul mencatat selama 2022 terjadi 548 kejadian bencana.

Angka itu meningkat jika dibandingkan di tahun 2021 lalu, yakni sebanyak 372 kejadian bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, menyatakan dari 548 kejadian bencana di tahun 2022 lalu, menyebabkan korban luka sebanyak 19 orang.

Sementara di tahun sebelumnya tidak ada korban luka.  

Beberapa bencana yang ia catat adalah gerakan tanah, di mana pada tahun 2022 terjadi 176 kejadian.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah 103 kejadian gerakan tanah.

“Namun untuk kejadian angin kencang, di tahun 2022 jumlahnya menurun di bandingkan 2021. Di mana di tahun 2022 ada 12 kajadian dengan 311 dampak. Sedangkan di tahun 2021 terdapat 18 kejadian angin kencang dan 403 dampak,” ujarnya.

Dampak angin kencang seperti pohon tumbang dan merusak rumah warga, jaringan listrik dan memutus akses jalan.

Bahkan di akhir tahun kemarin ada pohon tumbang yang menimpa mobil wisatawan yang tengah melintas di Jalan Parangtritis.

“Selain itu pada tahun 2022 terdapat puting beliung di Selopamioro dengan dampak rusaknya 142 rumah warga,” terangnya.

Lebih lanjut terkait kejadian banjir, terdapat 5 kejadian di tahun 2022 dengan jumlah yang terdampak 20 titik.

Jumlah kejadian itu sama dengan di tahun 2021, hanya saja dari sisi dampak di tahun 2021 terdapat 54 titik.

“Untuk gempa bumi, kejadian yang dirasakan di Bantul pada tahun 2022 sebanyak 9 kejadian, tanpa ada kerusakana. Ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 11 kejadian dengan satu kali gempa yang merusak,” katanya.

Sedangkan untuk kejadian kebakaran, di tahun 2022 terjadi sebanyak 134 kejadian di mana jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebanyak 122 kejadian.

Lebih lanjut Agus mengatakan tahun ini ancaman bencana hidrometeorologi masih ada sehingga Pemkab Bantul memperpanjang status siaga darurat dari 26 Desember 2020 sampai 25 Maret 2023.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved