Pembunuhan Qassem Soleimani
Donald Trump di Peringkat Satu Tersangka Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani
Pengadilan Iran dan Komnas HAM Iran menempatkan mantan Presiden AS Donald Trump di peringkat pertama tersangka pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, TEHERAN - Seorang pejabat senior hak asasi manusia Iran mengatakan 94 orang Amerika telah didakwa dalam pembunuhan mendiang Letnan Jenderal Qassem Soleimani, yang menjadi martir di Irak pada 3 Januari 2020.
Kazem Gharibabadi, Kepala Markas Besar Hak Asasi Manusia Iran dan Wakil Kepala Kehakiman, membuat pernyataan tersebut saat menguraikan hasil terbaru dari penyelidikan atas pembunuhan tersebut.
“Saat ini, dakwaan berfokus pada para terdakwa Amerika. Kasus ini sekarang memiliki 94 penjahat dari Amerika. Semua dokumen yang diperlukan telah dikumpulkan oleh otoritas kehakiman dan setidaknya tiga jilid lengkap tentang 94 terdakwa ini telah disiapkan,” kata Gharibabadi.
Dikutip Tasnim News, Selasa (3/1/2023), mantan Presiden AS Donald Trump ada di peringkat pertama, disusul mantan Menlu Mike Pompeo, dan mantan komandan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) Jenderal Kenneth F McKenzie, sebagai tersangka kasus ini.
Letnan Jenderal Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), dan rekannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, Deputi Komandan Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), tewas dibom di Bandara Baghdad pada 3 Januari 2020.
Pesawat nirawak AS meluncurkan rudal presisi berkekuatansuper tinggi ke mobil yang ditumpangi keduanya. Qassem Soleimani saat itu baru saja tiba dari Damaskus, Suriah, untuk kunjungan resmi ke Irak.
Menurut pengadilan Iran, Donald Trump secara langsung mengizinkan serangan itu, yang dilakukan di dekat Bandara Internasional Baghdad.
Baca juga: Qassem Soleimani, Tokoh Sentral di Balik Kekalahan ISIS di Irak dan Suriah
Baca juga: Kisah Washington Melabeli Iran dan Qassem Soleimani Sebagai Teroris Global
Baca juga: Balas Dendam Kematian Jenderal Qassem Soleimani, Iran Rencanakan Serang Markas Angkatan Darat AS
“Kami juga telah mengirim surat rogatory ke tujuh negara lain, karena tidak semua tertuduh adalah orang Amerika, dan mereka (Amerika) memiliki kaki tangan dari negara lain, misalnya dari beberapa negara kawasan dan dua negara Eropa, Jerman dan Inggris,” kata Kazem Gharibabadi.
Dia mencatat negara-negara tersebut sejauh ini menahan diri untuk tidak menanggapi permintaan yudisial yang dikirim Iran kepada mereka melalui saluran diplomatik.
Gharibabadi juga memuji kerja sama yang "sangat baik" dari kehakiman Irak dengan Iran dan menyerukan percepatan proses penyelidikan.
Dia mencatat bahwa Iran juga telah memberikan bukti kepada sistem peradilan Irak mengenai peran 17 orang Irak dalam kasus tersebut.
Iran dan Irak telah membentuk komite yudisial bersama tahun lalu untuk menyelidiki kasus tersebut, yang telah mengadakan tiga sesi di Teheran dan Baghdad dan putaran keempat juga akan diadakan minggu depan.
Iran bertekad akan membalas lewat segala cara atas pembunuhan Qassem Soleimani. Dalam sebuah pesan pada peringatan tiga tahun kematian Soleimani, Menteri Pertahanan Iran menyatakan aksi itu ada dalam agenda Angkatan Bersenjata Iran.
Dia mengatakan teroris di balik pembunuhan komandan populer akan mendapatkan pembalasan mereka suatu hari nanti.
Menhan Iran Jenderal Ashtiani mengatakan, yang memerintahkan dan melakukan serangan pembunuhan pengecut akan menerima tanggapan pada waktu dan lokasi yang bahkan tidak mereka bayangkan.
“Republik Islam Iran akan menentukan waktu dan tempat (balas dendam), dan jari-jari tentara negeri ini berada di pelatuk momen bersejarah itu,” tegasnya.(Tribunjogja.com/TasnimNews/xna)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.