Ramalan Cuaca BMKG

PRAKIRAAN Cuaca BMKG Malam Tahun Baru 2023 di Yogya, Area Malioboro Hujan Tipis-tipis

Tribunners, menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), malam ini, Sabtu (31/12/2022), di malam tahun baru 2023, wilayah DIY

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
bmkg.go.id
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. 

TRIBUNJOGJA.COM - Tribunners, menurut ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), malam ini, Sabtu (31/12/2022), di malam tahun baru 2023, wilayah DI Yogyakarta akan dilanda hujan ringan.

Suhu cuaca akan berada di kisaran 23-30 derajat Celcius dengan kelembapan 70-95 persen.

Di kawasan Malioboro di Kota Yogyakarta, BMKG memprediksi akan ada hujan ringan turun di sore hari.

Sementara, di malam hari, cuaca tidak hujan dan berawan hingga dini hari.

Di area Kapanewon Turi, hujan ringan diprediksi turun sejak sore dan dilanjutkan dengan cuaca berawan.

Baca juga: INFO BMKG DI Yogyakarta Prakiraan Cuaca Hari Ini, Sabtu 31 Desember 2022

Bagi Anda yang ingin menghabiskan malam tahun baru di area Tugu, jangan lupa untuk tetap membawa payung dan menggunakan baju hangat.

Malam pergantian tahun baru 2023 di Kabupaten Sleman juga diprediksi hujan dengan intensitas sedang dan lebat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Internasional Airport, Warjono, saat beraudiensi dengan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, beserta jajarannya, di kantor Bupati Sleman, Jumat (30/12/2022).

Menurut Warjono, hal itu tak lepas dari posisi Sleman yang berada di lereng gunung Merapi, yang merupakan tempat yang berpotensi terbentuknya awan. 

Ia juga memprediksi potensi hujan akan turun mulai siang atau sore, hingga malam hari.

"Maka kami himbau untuk hati-hati. Terutama untuk wilayah Turi, dan Sleman pada umumnya" pesannya melalui keterangan resmi Pemerintah Kabupaten Sleman. 

Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Reni Kraningtyas, memprediksi curah hujan tinggi akan terjadi di Sleman hingga seminggu ke depan.

Bahkan, puncak musim penghujan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2023. 

"Mendekati puncaknya ini, curah hujan akan semakin tinggi dan cuaca ekstrim akan semakin sering," ujarnya 

Lebih lanjut ia menerangkan bahwa frekuensi hujan akan menurun Maret 2023, namun masih berpotensi terjadi cuaca ekstrim. Diperkirakan musim hujan akan berakhir atau memasuki musim pancaroba pada awal atau pertengahan April 2023.

"Maka harapannya masyarakat agar waspada, dan untuk petani mungkin bisa menentukan pola tanam," jelasnya.

Selanjutnya, wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat mulai 30 Desember 2022.

Potensi hujan lebat itu bisa berlanjut hingga 1 Januari 2023 dini hari.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, BMKG memprediksi sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat pada malam Tahun Baru atau 1 Januari 2023.

"Berdasarkan model cuaca numerik BMKG, sebagian wilayah Indonesia dalam beberapa hari kedepan berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan peningkatan curah hujan lebat hingga sangat lebat di beberapa wilayah," ungkap Dwikorita Karnawati, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: BMKG Yogyakarta Sebut Sungai Opak dan Sungai Progo Pintu Masuk Tsunami

Disebutkan, hujan cenderung terjadi cukup merata dengan peningkatan intensitas pada dini hari dan sore hari.

Selain Jabodetabek, daerah yang perlu diwaspadai terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat adalah Banten bagian barat dan selatan, Jawa Barat bagian tengah dan utara, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penyebabnya adalah masih signifikannya potensi cuaca ekstrem karena masih teridentifikasi aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan.

Diantaranya, aktifnya Monsun Asia di belahan bumi utara masih berkontribusi terhadap peningkatan asupan massa udara basah ke wilayah ekuatorial terutama di sekitar wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, teridentifikasinya MJO (Madden Jullian Oscillation) yang masih cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved