Berita Kota Yogya Hari Ini
Sidak Bahan Pangan Asal Hewan, Pemkot Yogya Temukan Daging Sapi Tanpa Izin Edar
Jajaran Pemkot Yogyakarta masih menemukan sejumlah pedagang yang melanggar izin peredaran daging sapi .
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Jajaran Pemkot Yogyakarta masih menemukan sejumlah pedagang yang melanggar izin peredaran daging sapi .
Fenomena tersebut, dijumpai dalam inspeksi oleh Dinas Pertanian dan Pangan di beberapa pasar tradisional, Selasa (20/12/22).
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta , Imam Nurwahid, mengungkapkan, monitoring kali ini menyasar empat pasar tradisional sekaligus.
Baca juga: Harga Daging Ayam di Pasar Sleman Terpantau Naik, Sedangkan Harga Daging Sapi Stabil
Meliputi, Beringharjo, Sentul, Kranggan, hingga Pasar Kotagede, bersama personel Dinas Perdagangan dan Satuan Polisi Pamong Praja.
"Hasil monitoring ditemukan delapan pedagang yang terkena razia yustisi terkait pemeriksaan daging, di mana pedagang itu tidak melakukan pemeriksaan sebelum diedarkan di Kota Yogyakarta ," cetusnya.
Imam pun menyampaikan, setiap pedagang daging sapi diharuskan melengkapi sejumlah perizinan, untuk menjamin mutu, kualitas, dan keamanan pangan yang dijual.
Beberapa di antaranya ialah, surat herkeuring dan surat kesehatan hewan dari daerah asal.
"Tadi petugas juga melakukan uji secara langsung di lapak penggilingan daging sapi dengan menggunakan rapid test species. Tapi, dari hasil test tersebut, tidak ditemukan hasil yang positif, ya," tambahnya.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Pasar Beringharjo Tembus Rp135 Ribu Per Kilogram
"Kemudian, untuk daging ayam juga kami melakukan uji cepat durante di lokasi, dan alhamdulillah tidak ditemukan kasus juga itu tadi," imbuh Imam.
Dijelaskannya, giat operasi gabungan pengawasan pangan yang dilandasi oleh Perda No 21 Tahun 2009 tersebut rutin digelar oleh jajarannya.
Tapi, di tengah momentum jelang Natal dan tahun baru (Nataru) ini, pengawasan dilaksanakan dengan lebih intensif, karena permintaan daging meningkat pesat.
"Jadi, operasi ini menjadi upaya untuk memberikan jaminan bahwa produk pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah pangan yang sehat dan layak, standar mutunya terjamin," cetusnya. ( Tribunjogja.com )