Vladimir Putin : AS dan Sekutu Ancam Nilai-nilai dan Tradisi Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan AS dan sekutunya berikut banyak elemen termasuk media berusaha merusak nilai-nilai dan tradisi Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
net
Vladimir Putin adalah pemegang sabuk hitam taekwondo dan termasuk warga kehormatan di Federasi Taekwondo dunia 

TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Tindakan AS dan negara-negara yang tidak bersahabat lainnya – serta perusahaan transnasional, LSM, dan media – menimbulkan ancaman bagi nilai-nilai tradisional Rusia.

Pernyatan itu dituangkan dalam dekrit yang dikeluarkan Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu (9/11/2022) waktu Moskow atau Kamis (10/11/2022) WIB.

Dokumen tersebut menyerukan pelestarian dan perlindungan nilai-nilai yang memungkinkan negara untuk mempertahankan dan memperkuat kedaulatannya.

Dekrit juga dimaksud untuk melestarikan rakyat Rusia dan mengembangkan potensi manusia mereka.

Baca juga: Vladimir Putin: Barat Ingin Pertahankan Hegemoni dan Tatanan Neo-Kolonial

Baca juga: Presiden Putin : Rusia Tak Menggertak Jika Harus Pakai Senjata Nuklir

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Akui Kedaulatan Kherson dan Zaporozhye

Menurut dekrit itu, nilai-nilai tradisional yang berakar pada pengalaman budaya dan sejarah Rusia telah memungkinkan bangsa tersebut secara efektif menghadapi tantangan dan ancaman baru sambil menjaga identitasnya tetap utuh.

Di antara nilai-nilai yang disebutkan adalah martabat manusia, hak asasi manusia, kehidupan, patriotisme, cita-cita moral, keluarga tradisional, memori sejarah, kelangsungan generasi, dan persatuan semua orang yang tinggal di Rusia.

Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa semua agama besar – termasuk Kristen, Islam, Buddha, dan Yudaisme – memiliki “dampak mendalam” pada perkembangan nilai-nilai Rusia, yang dianut baik oleh agama maupun non-agama.

Kebijakan baru Putin ditujukan untuk melestarikan dan memperkuat nilai-nilai tradisional… dari generasi ke generasi, serta melawan penyebaran ideologi yang merusak.

Di antara ideologi yang asing bagi rakyat Rusia, dokumen tersebut mencantumkan kultus egoisme, impunitas, dan amoralitas, penolakan patriotisme dan nilai-nilai keluarga, dan propaganda LGBTQ+.

“Tindakan organisasi ekstremis dan teroris, outlet media tertentu, serta tindakan AS dan negara-negara lain yang tidak bersahabat dan beberapa perusahaan transnasional … menimbulkan ancaman bagi nilai-nilai tradisional,” kata dokumen itu.

Menurut keputusan tersebut, ancaman ini harus dilawan melalui kebijakan yang menargetkan pemuda, reformasi pendidikan, dan dukungan untuk sastra, seni, film, dan media yang mempromosikan nilai-nilai tradisional.

Dekrit tersebut juga menginstruksikan pemerintah untuk bekerja dengan masyarakat sipil, melestarikan memori sejarah rakyat Rusia, dan mendukung bahasa Rusia, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Putin Tak Hadir di Bali

Pada saat sama, Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan tidak akan menghadiri KTT G20 di Bali, Indonesia minggu depan.

Konfirmasi diberikan Sekretaris Pers Kremlin, Dmitry Peskov. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov akan memimpin delegasi Rusia pada acara dua hari itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved