Perang Rusia Ukraina
Politisi Prancis Sebut AS Akan Campakkan Zelensky Begitu Tak Dibutuhkan Lagi
Pemimpin Partai Patriot Prancis Florian Phillippot menyebut AS akan berhenti mendukung Volodymir Zelensky begitu 'bonekanya' itu tak diperlukan lagi.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
NEWS UPDATE
- Sejumlah besar kendaraan tempur dan tentara Ukraina bersiap menyerang Kota Kherson yang sebagian dikuasai Rusia
- Ukraina gempur kawasan permukiman di Donetsk menggunakan sistem roket HIMARS buatan AS
- Iran akui suplai pesawat nirawak militer atau drone sebelum konlik Rusia-Ukraina pecah sejak 24 Februari 2022
- Jerman inginkan proses diplomatik lebih kuat untuk selesaikan peperangan di Ukraina meski tetap kirim bantuan senjata
TRIBUNJOGJA.COM, PARIS – Pemimpin Partai Patriot Prancis, Florian Philippot, mengatakan Washington akan berhenti mendukung Volodymir Zelensky begitu menganggap ‘bonekanya’ itu tidak lagi berguna.
"Pemerintah Amerika mulai bosan dengan Zelenskyy dan memintanya untuk bernegosiasi dengan Rusia! Ketika AS tidak lagi membutuhkan bonekanya, mereka akan menyingkirkannya, seperti biasa!" kata Philippot di akun Twitternya, Minggu (6/11/2022).
Pada Sabtu, outlet media AS, The Washington Post, melaporkan mengutip sumbernya menyebutkan elite pembantu Presiden AS Joe Biden secara pribadi meminta Ukraina menunjukkan kesiapan bernegosiasi dengan Moskow.
Permintaan tersebut tidak dimaksudkan untuk mendorong Ukraina ke meja perundingan, kata sumber tersebut, tetapi untuk memastikan pemerintah di Kiev mempertahankan dukungan dari negara-negara lain yang menghadapi kekhawatiran warga tentang durasi konflik di Ukraina.
Baca juga: Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Desak Barat Berhenti Pasok Senjata ke Ukraina
Baca juga: Analisis Pakar : Kherson Jadi Penentu Pertempuran Rusia-Ukraina Jelang Musim Dingin
Pada awal Oktober, Zelenskyy menandatangani dekrit tentang implementasi keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina tentang ketidakmungkinan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejak awal operasi militer khusus Rusia di Ukraina, AS telah mengirimkan miliaran dolar bantuan militer kepada rezim Kiev. Namun para pemimpin Ukraina masih meminta bantuan lebih banyak dan lebih besar.
Presiden AS Joe Biden menyetujui paket bantuan senilai $ 1 miliar, bagian dari daftar yang pernah diajukan Zelensky. Namun tak semua kemauan Ukraina dipenuhi.
Biden sempat marah dan menegur Zelensky, dan mengatakan pemimpin Ukraina itu seharusnya dapat menunjukkan sedikit lebih banyak rasa terima kasih.
Laporan lain menunjukkan hubungan antara kedua presiden hanya menjadi lebih baik setelah Kiev masuk ke mode pengendalian kerusakan, dengan Zelensky memuji AS atas kemurahan hati dalam pengiriman senjata dan bantuan keuangan.
Gedung Putih Tidak Puas
Pada saat yang sama, laporan lain mengatakan ada ketegangan antara Kiev dan Washington pada beberapa kesempatan.
Hal itu dipicu ketika Zelensky secara terbuka mengatakan bantuan Amerika tidak cukup untuk Ukraina. Cepat atau lambat, sikap dan pernyataan itu menyebabkan ketidakpuasan di Gedung Putih.
Jumlah bantuan AS ke Kiev tidak jelas, tetapi laporan menunjukkan antara $16 miliar dan $40 miliar. Ini berarti Ukraina penerima terbesar bantuan Amerika di abad ke-21.
Namun, paket bantuan besar-besaran dari Washington itu telah membuat banyak orang Amerika tidak puas.
Kebijakan mengenai bantuan militer juga dapat berubah setelah paruh waktu, karena Partai Republik diproyeksikan mengambil kendali atas DPR, dan memiliki posisi yang kuat dalam kontestasi politik di Senat.
Desakan Terbaru Washington
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mendorong para pemimpin Ukraina untuk memberi sinyal terbuka bernegosiasi dengan Rusia.
Kiev didesak agar membatalkan penolakan mereka untuk terlibat pembicaraan damai kecuali Presiden Vladimir Putin dilengserkan dari kekuasaan.
Perkembangan ini diwartakan media berpengaruh The Washington Post, Sabtu (5/11/2022) waktu setempat atau Minggu (6/11/2022).
Namun permintaan pejabat Amerika menurut The Post tidak ditujukan untuk mendorong Ukraina ke meja perundingan.
Baca juga: Rusia Beber Bukti Ukraina dan Inggris di Balik Serangan Drone ke Sevastopol
Baca juga: Politisi Rusia Vyacheslav Volodin Samakan Rezim Ukraina dengan Al Qaeda
Sebaliknya, mereka menyebutnya sebagai upaya yang diperhitungkan untuk memastikan pemerintah di Kyiv mempertahankan dukungan dari negara-negara lain.
Diskusi tersebut menggambarkan betapa rumitnya posisi pemerintahan Biden di Ukraina, ketika para pejabat AS secara terbuka bersumpah untuk mendukung Kyiv dengan bantuan dalam jumlah besar.
Sementara mereka juga mengharapkan resolusi konflik yang sudah berlangsung selama delapan bulan terakhir dan telah berdampak pada ekonomi dunia.
Sementara para pejabat AS berbagi penilaian rekan-rekan Ukraina mereka, Putin untuk saat ini, tidak serius bernegosiasi.
Mereka mengakui larangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk berbicara dengan Putin telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa bagian Eropa, Afrika dan Amerika Latin.
Di wilayah ini perang Rusia-Ukrainatelah sampai pada tahap mengganggu. Ketersediaan dan biaya makanan dan bahan bakar terasa paling tajam efeknya.
“Kelelahan Ukraina adalah hal yang nyata bagi beberapa mitra kami,” kata seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas percakapan sensitif antara Washington dan Kyiv.
Serhiy Nikiforov, juru bicara Zelensky, tidak menanggapi permintaan komentar dari The Post.
Survei di AS Dukungan Perang Turun
Di AS, jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk terus membiayai militer Ukraina pada tingkat saat ini terkikis tajam.
Gedung Putih mungkin menghadapi perlawanan setelah pemilihan paruh waktu Selasa karena berusaha untuk melanjutkan program bantuan keamanan ke Ukraina yang jumlahnya terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin.
Dalam perjalanan ke Kyiv pada Jumat (4/11/2022), penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan AS mendukung perdamaian yang adil dan abadi untuk Ukraina.
Washington memastikan dukungan AS akan terus berlanjut terlepas dari politik dalam negeri.
“Kami sepenuhnya bermaksud untuk memastikan sumber daya ada di sana seperlunya dan kami akan mendapatkan suara dari kedua sisi untuk mewujudkannya,” katanya saat briefing.
Semangat untuk mencari resolusi perang meningkat ketika pasukan Ukraina merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.
Pasukan Kiev dilaporkan semakin dekat ke daerah-daerah yang dikontrol pasukan Putin, termasuk kea rah Krimea.
Krimea dikontrol Rusia pada 2014. Kota-kota di sepanjang Laut Azov yang sekarang dikuasai Rusia memberinya "jembatan darat" ke semenanjung Ukraina.
Zelensky telah bersumpah untuk memperjuangkan setiap inci wilayah Ukraina.
Diplomat veteran Alexander Vershbow, yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Rusia dan Wakil Sekjen NATO, mengatakan AS tidak dapat sepenuhnya “agnostik” tentang bagaimana dan kapan perang berakhir.
Ini mengingat kepentingan AS dalam memastikan keamanan dan Eropa Eropa. menghalangi agresi Kremlin lebih lanjut di luar perbatasan Rusia.
“Jika kondisinya menjadi lebih menguntungkan untuk negosiasi, saya tidak berpikir pemerintah akan pasif,” kata Vershbow.
“Tetapi pada akhirnya Ukraina yang melakukan pertempuran, jadi kita harus berhati-hati untuk tidak menebak-nebak mereka,” lanjutnya.
Sementara Volodymir Zelensky mengajukan proposal untuk perdamaian yang dinegosiasikan dalam minggu-minggu setelah invasi Putin pada 24 Februari.
Poinnya termasuk netralitas Ukraina dan pengembalian wilayah yang diduduki oleh Rusia sejak tanggal itu.
Para pejabat Ukraina telah mengeraskan pendirian mereka dalam beberapa bulan terakhir semenjak Kiev menarik diri dari segala bentuk negosiasi dengan Rusia.
Terakhir perundingan difasilitasi di Istanbul, Turki. Sesudah memberi tanda-tanda kesepakatan, Ukraina berbalik drastic akibat dorongan kekuatan NATO dan pendukungnya di barat.(Tribunjogja.com/Sputniknews/WashingtonPost/xna)